Ekonomi Digital

Social Commerce Diproyeksi Naik 3 Kali Lipat di 2026, Mendag Harus Segera Revisi Aturan

Jakarta – Perkembangan ekonomi digital, khususnya pada social commerce secara global diproyeksikan akan meningkat tajam hingga tiga kali lipat di tahun 2026 menjadi USD2.900 miliar dibandingkan dengan tahun 2022. Dalam hal ini, social commerce yang cukup terkenal yaitu Tiktok Shop.

Tidak hanya itu, Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF, Nailul Huda, pun mengatakan bahwa, perkembangan social commerce tersebut juga akan meningkat di ASEAN dan tentunya Indonesia, sehingga perlu adanya peraturan yang serupa dengan e-commerce maupun ritel offline terutama dari sisi pajak.

Baca juga: Rugikan Negara, Pemerintah Didesak Segera Tertibkan Social Commerce 

“Hal ini untuk menjaga level playing field yang sama antara social commerce dan e-commerce, mereka kan sama-sama menjual barang melalui online industri dan sebagiannya nah ini sama juga dengan ritel offline ada pajak dan lainnya,” ucap Nailul di Jakarta, 24 Juli 2023.

Nailul menambahkan, bahwa untuk saat ini social commerce masih belum memiliki aturan yang pasti di Indonesia, sehingga memicu lebih banyaknya penjual lokal yang menjual produk impor dibandingkan produknya sendiri.

Berdasarkan hal itu, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 50 Tahun 2020 perlu dilakukan adanya revisi dalam beberapa hal, salah satunya terkait dengan penyelenggaraan perdagangan melalui sistem elektronik yang hanya mengatur transaksi perdagangan.

“Karena social commerce ini bukan untuk transaksi perdagangan ini mereka lepas dari Permendag No. 50 Tahun 2020, karena pada dasarnya social commerce itu menyelenggarakan komunikasi secara umum,” imbuhnya.

Baca juga: Tingginya Potensi Penyalahgunaan Data Pribadi pada Social Commerce

Lalu dirinya juga menilai perlu adanya peraturan yang terkait dengan Penyelenggara Sarana Perantara, karena sering digunakan sebagai kedok social commerce untuk dalih bukan tempat jual beli.

Adapun, poin terakhir yang perlu dilakukan dalam revesi Permendag tersebut terkait dengan peraturan barang impor, dimana harus terdapat deskripsi barang di setiap jendela barang. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago