News Update

Soal Redenominasi, Jokowi Minta Dibahas Dulu Secara Detil

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar wacana penerapan redenominasi atau penyederhanaan nominal rupiah yang digagas oleh Bank Indonesia (BI) dapat dibahas secara detil terlebih dahulu sebelum diterapkan.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan pernyataan Jokowi kepada wartawan, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017. Menurutnya Jokowi ingin agar masyarakat bisa mengerti betul sebelum penerapan redenominasi ini dilaksanakan.

“Presiden meminta ini (redenominasi) ini dibahas dulu secara detil dari sisi segala manfaat, dan penjelasan ke masyarakat arti dari keputusan ini atau perundang-undngannya ini. Dan bagaimana menjelaskan kepada masyarakat banyak apa positifnya,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Presiden Jokowi juga meminta agar lembaga terkait seperti Bank Indonesia bisa melihat dampak dari negara-negara yang sudah menerapkan penyederhanaan nominal mata uangnya seperti Turki. Sehingga, ke depannya wacana redenominasiini bisa bermanfaat bagi perekonomian dan masyarakat.

“Kira-kira, apa-apa saja yang bisa dibandingkan dengan negara lain mungkin yang paling terakhir dan dekat dengan kita itu Turki yang pernah melakukannya, bagaimana tahapannya. Jadi jangan sampai disalah artikan dan menjadi persoalan tidak produktif bagi ekonomi kita,” ucapnya.

Di sisi lain, lanjut dia, Jokowi juga meminta agar pihaknya (Kementerian Keuangan) bisa berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk melihat proses dari wacana redenominasi ini yang nantinya akan disampaikan ke sidang kabinet terbatas. Proses ini juga harus melihat kondisi ekonomi, politik yang berkembang.

Sementara itu, kata dia, pihaknya bersama Bank Indonesia terus mendorong agar RUU Redenominasi ini dapat masuk ke dalam program legislasi nasional (Prolegnas) 2017. Sejauh ini, papar dia, Kemenkeu dan BI juga sudah melakukan komunikasi dengan DPR agar RUU Redenominasi ini bisa masuk ke Prolegnas 2017.

“Kita upayakan secara maksimal. Pak Gubernur BI sudah berkomunikasi dengan dewan. Karena prioritas legislasi tahun ini kan 15 RUU, dan tentu kita akan berkomunikasi dengan Komisi XI mengenai jadwal yang masih memungkinkan untuk menyelesaikan komitmen RUU lain,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

14 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

15 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

16 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

16 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

19 hours ago