Jakarta – Anggota Dewan Komisioner (ADK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 yang dipimpin Wimboh Santoso segera mengakhiri masa tugasnya. Tugas mereka akan dilanjutkan oleh ADK periode 2022-2027 terpilih yang diketuai Mahendra Siregar yang rencananya akan dilantik minggu ketiga bulan Juli depan. Menjawab pertanyaan tentang legacy apa yang ditinggalkan ADK OJK yang akan menyudahi masa tugasnya, Wimboh mengatakan bahwa biarkan publik yang menilainya.
Menurut catatan Infobank, Indonesia sudah beberapa kali menghadapi krisis, seperti krisis moneter 1997-1998, dimana ada puluhan bank tumbang. Kemudian, krisis global pada 2008 yang dipicu krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, ekonomi Indonesia terkena imbas hingga ada satu bank yang harus di-bailout. Hingga tahun 2012, pengawasan perbankan masih dilakukan Bank Indonesia. Dan pada 2020, krisis kesehatan yang menjatuhkan ekonomi Indonesia hingga terkontraksi 2,07%, industri perbankan selamat tanpa ada bail-out dari pemerintah kendati ada beberapa bank membutuhkan penanganan khusus oleh OJK bersama anggota komite stabilitas sistem keuangan.
Munculnya kasus-kasus di lembaga keuangan yang kemudian bisa diselesaikan menjadi pelajaran berharga. “Kalau ditanya legacy, ya biarkan itu publik yang menilai. Tapi kalau bicara sektor jasa keuangan, itu ibarat kita melihat seribu pohon, mereka tumbuhnya nggak sama, mungkin ada biji yang tidak sempurna waktu ditanam. Dan meskipun kami bisa jaga sehingga industri keuangan tetap sehat dan stabil, kita jangan jumawa, karena tantangan akan selalu ada,” ujar Wimboh Santoso dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa, Rabu, 14 Juni 2022.
Ambil contoh di sektor perbankan. Ada bank yang kuat dan memberi kontribusi terhadap perekonomian, tapi ada bank yang kecil yang kontribusinya tidak signifikan dan malah mengalami masalah.
Secara industri, perbankan memiliki kuda-kuda yang kuat saat ini. Sejumlah bank yang kesehatannya menurun saat awal pandemi seperti Bank Bukopin, Bank Muamalat, atau Bank Banten sudah memiliki tingkat kesehatan yang baik.
“Kredit yang direstrukturisasi sudah menurun menjadi Rp600 triliun dimana mayoritas berhasil recover. Dan perbankan saat ini memiliki kesiapan yang baik untuk mengantisipasi kegagalan restrukturisasi kredit,” ujar Heru Kristiyana, ADK OJK yang menangani pengawasan perbankan.
Pandemi belum sepenuhnya berakhir dan lembaga keuangan menghadapi tantangan di era digital, OJK pun terus berusaha mendorong bank-bank kecil memperkuat modal dan melakukan konsolidasi serta memperkuat proses pengawasan di industri keuangan non bank (IKNB) termasuk pinjaman online. “Industri perbankan sudah majure dan pengawasannya menjadi benchmark dalam pengawasan IKNB. Ini menjadi fokus untuk terus diperbaiki dan perbaikannya merupakan proses yang berkelanjutan,” ujar Riswinandi, ADK OJK 2017-2022 yang mengawasi IKNB. (*) KM
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More
Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More