Jakarta – Direktur Consumer Banking BCA, Haryanto T. Budiman menanggapi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia (BI) dampaknya tidak terlalu signifikan bagi BCA. Pasalnya, likuiditas yang dimiliki BCA saat ini sudah cukup memadai.
“Kalau kami (BCA) karena likuiditas kan banyak jadi insentif ini membantu tapi tidak critical tapi kami senang juga GWM (grio wajib minimum) diturunkan untuk penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” ujar Haryanto kepada awak media, di Hotel Four Season Jakarta, Rabu 4 Oktober 2023.
Baca juga: Bank Mau Dapat Insentif Likuiditas Penyaluran Kredit, Ini Sektor Pilihan BI
Namun, menurutnya, KLM ini akan sangat membantu bagi industri perbankan yang memiliki likuiditas yang belum memadai.
“Ini akan membantu bank-bank lain juga dari segi industri. Ini sangat membantu. Tapi untuk masing-masing bank kan ada yang likuiditasnya cukup. Kalau kita sih terus terang karena likuiditasnya memadai ini dampaknya tidak terlalu signifikan,” tambahnya.
Terbukti, sampai dengan Juni 2023, KPR BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp114,58 triliun dengan pertumbuhan sebesar 12,0 persen, dibanding posisi yang sama tahun 2022 lalu.
“Anda lihat sendiri angka pertumbuhan KPR kita bagus sekali market share kita 24 persen. NPL (non performing loan) kita terjaga kalau dari situ kami bersyukur kita bisa tumbuh dengan baik selama ini dengan kualitas yang terjaga,” ungkapnya.
Baca juga: Alasan BI Guyur Insentif Likuiditas Sektor Properti
Di sisi lain, pertumbuhan KPR sebesar 12 persen tersebut didominasi oleh plafon KPR diatas Rp500 juta – Rp1 Miliar atau sebesar 31,9 persen dari total outstanding. Kemudian, plafon dibawah Rp500 juta atau sebesar 23,9 persen dan Rp1 – 1,5 miliar sebesar 15,9 persen.
“Segmen tidak terlalu besar di bawah Rp500 juta, jadi mungkin antara Rp500 juta dan Rp450 juta tumbuh bagus. Yang paling bagus lagi antara Rp500 juta sampai Rp1 miliar dan Rp1 miliar sampai Rp1,5 miliar. Itu untuk segmen milenial,” jelasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More
Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More
Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More
Poin Penting Pemerintah menyalurkan Rp268 miliar ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk 3 provinsi dan… Read More