Presiden Prabowo Subianto. (Foto: BPMI Setpres)
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto angkat suara terkait gejolak global yang turut menyeret kinerja pasar saham Indonesia. Menurutnya, kondisi pasar modal Tanah Air masih cukup kuat untuk menghadapi tekanan tersebut.
“Kalau saya lihat, fundamental kita (Indonesia) kuat. Apa yang terjadi di pasar saham, kita punya kekuatan dan kita akan investasi. Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal karena Indonesia punya kekuatan. Utang kita dibandingkan dengan banyak negara, utang kita salah satu yang secara perbandingan terkecil di dunia. Inflasi kita terendah di dunia,” jelas Prabowo, dalam wawancara eksklusif bersama enam pemimpin redaksi media nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin, 7 April 2025.
Baca juga : BEI Ubah Ketentuan Trading Halt jadi 8 Persen
Menurutnya, pergerakan pasar modal sendiri dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan siklus yang membuatnya mengalami kenaikan serta penurunan.
Oleh karena itu, Prabowo yakin Indonesia mampu menghadapi tekanan dari kebijakan tarif impor terbaru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka pagi ini, Selasa, 8 April 2025, langsung mengalami trading halt lantaran anjlok 9,19 persen atau ke level 5.912,06 usai libur panjang Idulfitri 1446 H.
“Hari ini, Selasa, 8 April 2025, telah dilakukan tindakan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS),” tulis pernyataan resmi BEI, Selasa, 8 April 2025.
Baca juga : Imbas Tarif Trump, Rupiah Diperkirakan Berada di Level Rp16.800 per Dolar AS
Adapun perdagangan sendiri dilanjutkan pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8 persen.
“BEI melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut pada Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025,” tutup keterangan tersebut.
Direktur Utama PT BEI Iman Rachman mengungkapkan alasan penyesuaian trading halt menjadi 8 persen. Salah satunya, mengantisipasi pasar modal Indonesia terhadap gejolak tarif impor Presiden AS Donald Trump ke sejumlah negara mitra termasuk Indonesia yang dikenai tarif impor 32 persen oleh AS.
“Ini adalah langkah strategi yang dilakukan bursa untuk mengantisipasi penetapan tarif (Trump) di global,” katanya saat konferensi persnya di Kantor BEI, Jakarta, Selasa. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta – PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo Insurance) menggelar aksi “50 Second Challenges” sebagai bagian dari… Read More
Jakarta - Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat, menyambut baik… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pada pekan keempat April 2025, aliran modal asing masuk atau capital… Read More
Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sepakat mengangkat… Read More
Jakarta -- PT Bank Central Asia (BCA) Tbk memang juara. Tak hanya di kinerja bisnis,… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat, 25 April 2025 kembali… Read More