Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munanda. (Foto: Irawati)
Jakarta – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 7-9 persen pada tahun 2025, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan.
“Kita usahakan seperti itu (target kredit 7-9 persen di 2025) tentu kami akan melihat perkembangan dari kondisi likuiditas,” ujar Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar usai acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa, 18 Februari 2025.
Henoch menjelaskan bahwa saat ini likuiditas di industri perbankan semakin ketat, yang tecermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan nasional yang mencapai 87,34 persen per November 2024.
“Kami akan melihat perkembangan dari kondisi likuiditas yang diakui secara perbankan memang makin mengetat, itu terbukti dari statistik loan deposit ratio perbankan di Indonesia sudah mulai naik,” katanya.
Baca juga: Begini Peran SMBC Indonesia Dukung Aturan Baru DHE SDA
Meskipun likuiditas mengetat, kondisi permodalan perbankan nasional masih terbilang kuat. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada November 2024 tercatat sebesar 25,57 persen, sementara rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio atau CAR) perbankan pada periode yang sama mencapai 26,92 persen.
“Satu yang kita yakini adalah kondisi permodalan perbankan nasional itu masih di atas 25 persen, sehingga ruang bertumbuhnya juga masih ada, kombinasi itu lah saya pikir yang akan menentukan strategi masing-masing bank,” jelasnya.
Sebagai informasi, Bank SMBC Indonesia (sebelumnya Bank BTPN) mencatatkan pertumbuhan kredit yang solid, mencapai 16,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024. Angka ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,85 persen pada periode yang sama, berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI).
Baca juga: SMBC Indonesia Kucurkan Kredit ke Anak Usaha TOWR Rp150 Miliar
Laporan keuangan konsolidasi Bank SMBC Indonesia periode Januari-September 2024 juga telah mencakup kinerja PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF), atau Grup OTO, setelah akuisisi yang dilakukan pada Maret 2024.
“SMBC Indonesia terus bertumbuh dengan mencetak performa yang baik, didukung fundamental keuangan yang kuat, untuk menghadirkan lebih banyak pertumbuhan berarti,” kata Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia, beberapa waktu lalu. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More