Keuangan

SLIK Bukan Hambatan Utama KPR, Purbaya Koreksi Data Tapera

Poin Penting

  • Purbaya menyatakan hanya sekitar 100 orang yang benar-benar terkendala SLIK saat mengajukan KPR, bukan 111.000 seperti klaim awal BP Tapera.
  • Mayoritas calon debitur terkendala oleh faktor lain, bukan semata karena catatan di SLIK.
  • OJK menegaskan SLIK bukan penentu utama dalam pemberian kredit, keputusan tetap ada pada manajemen risiko masing-masing bank.

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku telah memeriksa data masyarakat yang kesulitan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada Badan Pengelola Tanbungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) akibat catatan di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Sebelumnya, Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyebutkan terdapat sekitar 111.000 calon pembeli rumah yang masih tertahan akibat memiliki tunggakan kecil di bawah Rp1 juta di SLIK.

Baca juga: Data Kredit Macet Nasabah Pindar Mulai Dicatat di SLIK OJK

Purbaya mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan data, ternyata jumlah calon debitur yang berminat membeli rumah namun terkendala SLIK, tidak sebanyak angka yang disebutkan.

“Kan tadinya saya janjikan kalau mereka (debitur) clear, saya akan ke OJK minta itu di clear-kan. Tapi ternyata setelah diperiksa enggak sebanyak itu, enggak ada 110 ribu,” ungkap Purbaya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

SLIK Bukan Satu-Satunya Masalah

Bendahara negara ini menjelaskan, hanya sekitar 100 orang yang benar-benar terkendala oleh SLIK. Sisanya, banyak calon pembeli yang terkendala hal-hal lain, sehingga berpengaruh terhadap tak lolosnya dalam mengajukan KPR.

“100 orang (terkendala SLIK) kira-kira tebakan saya. Jadi gini ada salah perhitungan mungkin di pertamanya, mereka pikir kan itu semuanya gara-gara SLIK saja, rupanya ada hal-hal yang lain yang berpengaruh. Dan yang di bawah Rp1 juta (tunggakan) juga enggak sebanyak yang diklaim sebelumnya,” ungkap Purbaya.

Baca juga: Purbayanomics: Arah Baru Kebijakan Fiskal?

Menurut Purbaya, penghapusan SLIK tidak akam memecahkan masalah dalam permintaan perumahan/KPR. Dia menyatakan, nantinya Ketua TAPERA akan mendiskusikan lagi potensi permintaan perumahan bersama pengembang (developer).

“Jadi sepertinya penghapusan namanya dari SLIK tidak akan memecahkan masalah demand untuk perumahan. Nanti Ketua Tapera akan diskusi lagi dengan pengembang potensi-potensi demand yang masih belum bisa dilayanin pada saat ini,” imbuhnya.

Purbaya optimis pada sisa akhir 2025 yakni, Oktober, November dan Desember akan ada banyak pembeli baru perumahan, sehingga perekonomian domestik bisa tumbuh lebih cepat.

OJK Tegaskan SLIK Bukan Penentu Tunggal

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menyatakan, OJK telah meminta kepada Ketua Tapera untuk menyerahkan data sekitar 100.000 masyarakat yang terkendala SLIK.

“Kita itu akan selalu mendukung program pemerintah terutama dalam hal yang dikaitkan dengan 3 juta rumah. Terkait dengan SLIK ini, kemarin kita udah minta kepada Pak Heru Ketua Komite Tapera kan beliau mengatakan ada 100 ribu, ya kita minta datanya tolong disampaikan ke kita,” pungkas Friderica di Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Baca juga: Tak Hanya Soal SLIK, Faktor Ini Menjadi Pertimbangkan Bank Setujui KPR

Friderica menyatakan, SLIK bukan menjadi salah satu faktor dalam menentukan pemberian pembiayaan ke nasabah. Menurutnya, masing-masing bank telah memiliki manajemen risiko yang sudah diperhitungkan dalam kelayakan pinjaman.

“Tapi kalau misalnya pun setelah dilihat, misalnya ada kolektibilitas 2, 3, 4, 5 ya, artinya ada kolektibilitas yang nggak lancar itu kalau bank mau ngasih silahkan aja tetap dengan manajemen risiko yang sudah diperhitungan oleh mereka. Jadi udah ada himbauan yang sudah sangat jelas bahwa itu bukan penentu, jadi itu semua dikembalikan kepada perbankannya,” bebernya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

12 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago