Jakarta – Dalam kurun waktu lima tahun terakhir 2011 hingga 2016, industri Beauty & Personal Care di Indonesia terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,8 persen per tahun. Bahkan pada tahun 2016, market beauty & personal care telah mencapai US$4,5 triliun.
Sejalan dengan peningkatan industri Beauty & Personal Care di Indonesia serta inovasi produk kosmestik yang terus berkembang, klaim produk (Product Claim) pun cenderung berkembang pesat terutama dari segi metode yang di gunakan untuk pembuktian suatu klaim. Sementara itu Dermatology Testing juga diprediksi akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan industrinya.
Klaim produk kosmetik merupakan salah satu faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih produk Kosmetik yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan berkembangnya era digital (media sosial) dan mudahnya konsumen mengakses informasi, konsumen Indonesia semakin paham dan sadar dengan label klaim pada saat membeli produk.
Untuk melakukan klaim produk ini, produsen membutuhkan rekanan yang akan membantu melakukan beberapa pengujian atas produknya yaitu, perusahaan Clinical Research Organization (CRO). Di Indonesia sendiri, CRO yang bergerak di bidang dermatologi sampai saat ini belum banyak, selain beberapa institusi swasta, juga terdapat institusi pendidikan khususnya yang memiliki departemen kedokteran dengan spesialisasi ilmu kulit dan kelamin.
Oleh karena itu, Skinproof hadir dan resmi dioperasikan di Indonesia yang ditandai dengan adanya Seminar Sehari bertema “New Trend & Regulation Product Claim”, yang dihadiri oleh pembicara ahli dari berbagai macam bidang dan serta mengupas berbagai sudut pandang dunia kosmetik – dari aspek Regulatory, Market, Customer Behaviour, dan pengetahuan teknis perihal metode pengujian safety dan efficacy produk dermatologi.
Direktur PT Asia Derma Lab yang menaungi Skinproof, Alfons Sindupranata, dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018 mengungkapkan, Skinproof sebagai Clinical Research Organization didirikan untuk menjawab kebutuhan pemilik produk dermatologi dalam menyediakan data-data yang akurat dan valid untuk mendukung klaim efikasi dan keamanan produk dermatology.
“Melihat produk-produk yang ada di pasar saat ini, sebagian besar sudah mencantumkan product klaim, ada yang sifatnya klaim umum dan ada juga yang spesifik terhadap kegunaan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Jika produsen mencantumkan klaim yang sifatnya umum maka produknya akan terlihat sama dengan produk sejenis di pasar, dibutuhkan klaim spesifik untuk suatu produk agar berbeda, konsumen membeli dan merasakan manfaatnya secara nyata,” ujarnya.
Skinproof saat ini memiliki service pengujian untuk produk dermatologi seperti Uji keamanan (Safety test) berupa Patch Test dan Hypoallergenic Test, Uji khasiat atau efikasi (Efficacy test) yang terdiri dari Skin Brightening – Lightening Test, Skin Elasticity Test, Skin Texture – Wrinkle Test, Skin Moisture – Hydrating Test, Skin Sebum – Oily Test. Sementara layanan untuk Acnegenic and comedogenic Test adalah, Hair fall/hair loss Test dan Anti dandruff. (*)
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta - PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) telah melaporkan kinerja keuangan yang solid pada… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan bahwa penjualan iPhone 16 di Indonesia… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More