Headline

Skenario RUPSLB BNI: Royke, Silvano dan M.Iqbal Masuk? Siapa Terlempar

Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BNI siang ini punya agenda perubahan pengurus. Dalam berita Infobank sebelumnya (Tiga Skenario RUPSLB BNI: Direksi Tetap?). Namun kabar terakhir yang diterima Infobank menyebutkan, akan ada penambahan empat anggota direksi Mandiri, yaitu Royke Tumilaar, Silvano Rumantir, Muhamad Iqbal dan Novita Widya Angraini. Dua nama terakhir adalah SVP dari Mandiri.

Itu artinya untuk mempertahankan jumlah direksi 11 orang, jika kabar itu benar maka akan ada dua direksi yang terlempar. Nama Royke Tumilaar hampir pasti ke BNI dan ada tambahan tiga nama yaitu Silvano Rumantir untuk bertugas bidang keuangan di BNI. Juga Muhamad Iqbal (SVP SME Banking) dan Novita Widya Angraini (SVP Strategy and Performance Management).

Siapa yang akan terlempar dari kursi BNI.  Posisi Herry Sidharta sebagai Dirut akan digantikan oleh Royke Tumilaar dan Putrama Wahyu Setyawan akan digantikan oleh Silvano Winston Rumantir. Kabarnya juga dua orang Grup Head Mandiri, M. Iqbal dan Novita Widya Anggraini akan masuk jajaran direksi BNI yang baru. Jika demikian, maka empat posisi direksi BNI termasuk posisi dirut akan diganti.

Adapun tiga skenario sebelumnya. Skenario pertama, jumlah dan susunan anggota direksi masih tetap akan seperti sekarang ini minus Anggoro E. Cahyo yang kabarnya akan dipindah ke BUMN lain, yang tidak memakai fit and proper test dari OJK (di luar sektor keuangan).

Dengan demikian, direksinya menjadi 11 orang dengan susunan seperti sekarang ini, yaitu, BNI 1 masih tetap dipegang oleh Harry Sidharta yang masuk lewat RUPS tanggal 20 Februari 2020. Sementara pengganti Anggoro E. Cahyo adalah Adi Sulistyowati yang sekarang menjadi Plt Wakil Direktur Utama.

Skenario kedua, RUPSLB ini tidak ada perubahan, baik lewat pergantian atau mengisi pos wakil direktur. Intinya Direktur Utama tetap Herry Sidharta dan susunan direksi masih tetap sekarang, karena jumlah maksimal direksi 11 orang. Juga, tidak ada pos wakil direktur utama.

Sementara skenario ketiga, yang sekarang berkembang di masyarakat, Herry Sidharta akan diganti Royke Tumilaar, Dirut Bank Mandiri. Spekulasi yang berkembang, Royke masuk ke BNI karena masa tugas di Mandiri tinggal hitungan satu tahun. Royke Tumilaar yang baru dilantik menjadi Dirut Mandiri lewat RUPSLB tanggal 9 Desember 2019 lalu.

Kabar terbaru menyebut, seperti dugaan Infobank nama-nama bisa berubah, dan akhirnya menjadi empat skenario, yaitu masuknya Royke Tumilaar Silvano Rumantir, M. Iqbal dan Novita Widya Anggraini dari jajaran SVP Mandiri yang ikut terbawa masuk ke BNI. Siapa terlempar? Herry Sidharta, Putrama Wahyu Setyawan dan Benny Yoslim serta satu direksi lagi yang belum diketahui akan terlempar. Nama-nama ini bisa berubah, kata sumber Infobank.

Tapi seperti biasa nama-nama bisa berubah di jam-jam menjelang RUPSLB seperti selama ini terjadi. Kantor Kementerian BUMN yang diminta konfirmasi tidak menjawab.

Jika terjadi pergantian di BNI sepertinya bukan urusan kinerja, karena kinerja BNI masih relatif bagus (Semester I-2020) dengan kenaikan pertumbuhan aset, kredit dan DPK. Dan, apalagi masih baru tujuh bulan tim direksi bertugas di rezim yang sama. ”Bisa jadi ini ada konflik di dalam tubuh BNI,” kata sumber yang tidak menyebutkan konflik, apakah antara direksi atau direksi dengan dewan komisaris.

Banyak pihak menyayangkan perombakan direksi BNI yang masih belum setahun dan bahkan baru tujuh bulan. Pakai Key Performance Indicator (KPI) mana juga tidak bisa jadi patokan. Tim direksi baru tujuh bulan. Signal pergantian ini jelas menimbulkan ketidak tenangan bagi direksi bank-bank BUMN lainnya.

Jika Royke Tumilaar, maka seluruh nahkoda Bank-bank BUMN alumnus Mandiri. “The All Mandiri Bankers”. Tidak ada yang salah pilihan itu, tergantung pemegang saham. Namun bisa jadi The Mandirian ini  mematikan semangat dari bankir-bankir BRI, BNI dan BTN. Seolah-olah tidak ada bankir lain yang bisa jadi nahkhoda di bank-bank BUMN, selain dari Mandiri, hasil merger empat bank Negara yang pernah di suntik rekap dengan uang APBN terbesar sepanjang sejarah Indonesia sebesar Rp172 triliun.

Skenario bisa saja berubah. Kita tunggu RUPSLB siang ini. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Dua Direksi Kompak Mundur Ketika Kinerja Bank Bengkulu Kinclong, Begini Respons OJK

Jakarta – Pengunduran diri Direktur Utama Bank Bengkulu Beni Harjono dan Direktur Kepatuhan Jufrizal Eka… Read More

4 hours ago

Antisipasi Arus Mudik, Menhub Cek Kesiapan Pelabuhan Indah Kiat Merak

Merak - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi melakukan pengecekan ke Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten… Read More

9 hours ago

MLPT Kembangkan Dua Aplikasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan

Jakarta – Ketatnya persaingan menuntut perusahaan meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi. Perusahaan yang beroperasional dengan pola… Read More

10 hours ago

Top! Laba Bersih Bank Kalsel Tumbuh 18,16 Persen Jadi Rp298,06 Miliar di 2024

Jakarta - Kinerja PT Bank Kalsel (Bank Kalsel) mencatatkan rapor biru sepanjang 2024. Bank yang… Read More

18 hours ago

Mitsubishi Fuso Bidik Market Share 40 Persen di 2025, Begini Strateginya

Jakarta – Tahun lalu, menjadi momen yang berat bagi industri otomotif, khususnya di segmen kendaraan… Read More

20 hours ago

Varnion Bantu Tingkatkan Daya Saing Industri Hospitality Tanah Air

Jakarta – Salah satu entitas usaha tidak langsung milik Grup Djarum, PT Varnion Technology Semesta… Read More

20 hours ago