Jakarta – Singapura kini tengah dihadapkan pada ‘jurang’ resesi. Hal ini diketahui dari rilis data ekonomi Negeri Singa itu di kuartal pertama (Q1) 2023 yang menunjukkan tren penurunan. Lantas, apa yang menyebabkan Singapura terancam resesi ?
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal kepada Infobanknews mengatakan, ancaman resesi yang menimpa Singapura karena negara pulau satu ini sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi global.
“Jika ekonomi global naik maka ekonomi Singapura naik, jika ekonomi global anjlok maka akan ikut anjlok,” katanya, Selasa, 30 Mei 2023.
Baca juga: Jerman Alami Resesi, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Dibanding Indonesia yang lebih stabil pertumbuhan ekonomi, kata dia, volatilitasnya ekonomi Singapura jauh lebih tinggi karena karakter perekonomiannya yang cukup bergantung pada kondisi ekonomi luar negeri.
Penyebab lain, Singapura merupakan mitra dagang terbesar bagi pangsa pasar Amerika Serikat dan Eropa. Dalam hal investasi, termasuk di dalamnya Capital Market di sektor keuangan.
Secara historis, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih berkorelasi dengan siklus bisnis AS karena ekonominya yang berorientasi ekspor, termasuk pengiriman dan operasi kargo. Singapura pun tidak memiliki banyak pasar domestik.
Menurut Bank Dunia, rasio perdagangan terhadap PDB negara itu untuk tahun 2021 adalah 338%. Rasio perdagangan terhadap PDB merupakan indikator seberapa terbuka suatu perekonomian terhadap perdagangan internasional.(*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More