Jakarta – Tiga perusahaan penyedia solusi IT, PT Intikom Berlian Mustika (Intikom), IBM Indonesia dan Consolsys melakukan kolaborasi untuk menyediakan solusi transformasi digital bagi cabang perbankan di Indonesia. Layanan atau produk hasil sinergi antar ketiga third party di bidang jasa teknologi ini bernama Mosaic Voyager.
Erwin Elias, Vice President Director Intikom menjelaskan solusi Mosaic Voyager saling berhubungan satu sama lain, baik antara Intikom, IBM maupun Consolsys. Mosaic Voyager merupakan solusi yang dimiliki Consolsys, perusahaan jasa teknologi perbankan asal Malaysia, yang dijalankan menggunakan mesin/server milik IBM. Kemudian, Intikom sebagai partner keduanya, melakukan rekomendasi solusi tersebut kepada perbankan Tanah Air.
Mosaic Voyager adalah solusi teknologi untuk memudahkan layanan perbankan di cabang. Erwin mengungkapkan, ada tiga pilar transformasi digital perbankan saat ini, di antaranya di bidang core banking, digital banking dan transformasi cabang.
Baca juga: Masuki Era AI, IBM Indonesia Ingatkan 4 Hal Ini
“Yang kami fokuskan lebih kepada transformasi cabang perbankan. Karena sejak berakhirnya COVID-19, kalau diperhatikan banyak bank mulai mengubah tampilan cabangnya. Lalu, cara berinteraksi dengan customer-nya juga sudah mulai diubah lebih banyak digital,” ujar Erwin, kepada Infobanknews.com, Rabu, 17 Juli 2024.
Oleh karena itu, lanjutnya, cara berinteraksi nasabah di cabang pun bisa diubah menjadi lebih efisien. Erwin mencontohkan, misalnya di cabang saat ini nasabah harus mengisi formulir secara manual dan menjalani antrian panjang, sebelum bertemu dengan teller atau customer service.
Sedangkan, dengan Mosaic Voyager, pengisian formulir secara manual tersebut bisa dilakukan melalui perangkat mobile.
“Dari situ nasabah langsung bisa dapat nomor antrian di jam berapa. Jadi, nasabah tahu persis harus ke cabang jam berapa dan datang tinggal memberikan nomor antrian,” tambahnya.
Meski begitu, ia melihat ke depannya tren jumlah cabang perbankan di Indonesia akan berkurang atau semakin reduce dengan kemajuan teknologi.
“Sementara, diharapkan tingkat layanan di cabang tetap atau tidak boleh turun. Maka dari itu, cara melayani nasabah harus cepat dan efisien walaupun jumlah cabangnya sedikit,” lanjutnya.
Baca juga: Ini Dia Tantangan Kelola Manajemen Risiko Likuiditas di Industri Perbankan, Apa Saja?
Sementara itu, solusi Mosaic Voyager yang bisa di-embeded ke mobile banking ini juga memudahkan nasabah bertemu dengan customer service sesuai dengan pelayanan yang diinginkan.
“Karena agen customer service punya spesifik skill untuk bisa melayani nasabah. Sehingga customer datang itu masalahnya selesai dan memotong waktu layanan lebih efisien. Customer juga akan lebih puas karena problemnya diselesaikan dengan oramg yang tepat,” kata Erwin.
Selain itu, ke depannya perbankan Indonesia diharapkan mampu menyediakan layanan lebih banyak lagi bagi nasabah, karena masih banyak juga penduduk Indonesia yang belum terlayani oleh layanan perbankan.
“Dan kami bisa bantu dari sisi teknologinya,” pungkasnya. (*) Ayu Utami
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More