Jakarta – Investree Singapore Pte. Ltd. (Investree Group) telah membeli 1,5 miliar lembar saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) atau setara 10,9% saham dari bank tersebut. Sinergi AMAR dengan Investree ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan masif baik dari sisi jumlah pinjaman maupun nasabah secara keseluruhan.
Presiden Direktur PT Bank Amar Indonesia, Vishal Tulsian mengatakan, sebagai pemegang saham strategis AMAR, Investree, salah satu platform P2P lending terbesar di Indonesia, akan menawarkan keahliannya terkait pinjaman untuk UMKM, yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja AMAR dan memberikan diversifikasi dalam portofolio pinjamannya.
“Kerjasama dengan Investree tentunya akan memperkuat ekosistem digital Amar Bank. Terlepas dari kesepakatan kredit channeling yang memungkinkan kami untuk melayani segmen UMKM yang belum terlayani oleh Amar Bank secara digital, kami berharap semua pengajuan pinjaman dari Tunaiku, Investree, dan Business Banking akan segera disalurkan melalui Senyumku,” ujarnya, 25 Juli 2022.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, proses bisnis Amar Bank akan diintegrasikan ke dalam satu ekosistem digital yang kuat dan memajukan sistem AMAR secara keseluruhan. “Yang kami yakini akan menjadi katalis bagi pertumbuhan lebih lanjut Amar Bank sebagai bank digital,” tambah Vishal.
Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan berkelanjutan dan sinergi strategisnya dengan Investree, AMAR akan terus memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan dan dapat mendorong harga saham AMAR naik di masa depan. Serta, AMAR tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, serta memberikan dampak positif bagi individu dan UMKM yang tergolong unbanked dan underserved.
Sementara itu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Reliance Sekuritas Indonesia menunjukan bahwa Bank Amar diprediksi akan memiliki potensi kenaikan harga saham. Reliance memperoleh harga wajar saham AMAR berada di Rp500 per saham yang menunjukkan kenaikan 67% dari harga pasar, dibandingkan dengan harga penutupan pasar yakni Rp300 per 11 Juli 2022.
Adanya potensi peningkatan tersebut didorong oleh Tolaram sebagai pemegang saham pengendali AMAR, pertumbuhan produk unggulan AMAR, yaitu Tunaiku dan Senyumku, serta masuknya Investree sebagai mitra dan pemegang saham minoritas menjadi beberapa alasan utama dalam merekomendasikan saham AMAR.
Untuk produk Tunaiku, secara khusus, memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan AMAR dan akan terus meningkatkan perannya di masa yang akan datang. Sejak tahun 2018, AMAR terus meningkatkan total pinjamannya melalui Tunaiku secara signifikan, dari 51% pada 2018 hingga menjadi 85% dari total outstanding kredit pada 2021.
Baca juga : Investree Group Beli 18,4% Saham Amar Bank
Vishal Tulsian mengatakan bahwa pencairan pinjaman Tunaiku yang telah terintegrasi dengan Senyumku diprediksi akan memberikan dampak positif bagi Senyumku dalam hal membantu peningkatan jumlah rekening tabungan digital.
“Dengan mengintegrasikan Tunaiku dan Senyumku, kami percaya kedua produk tersebut akan saling melengkapi dan meningkatkan potensinya, yang pada akhirnya dapat menarik calon pengguna baru. Dengan meningkatkan kapabilitas ekosistem digital dan layanan keuangan, kami dapat mencapai standar layanan yang lebih baik dan memberikan dampak sosial yang positif bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang unbanked dan underserved,” pungkasnya (*) Khoirifa
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (6/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More