Categories: Tokoh

Sigit Pramono: Sang Inisiator Jazz Gunung

Indonesia merupakan negeri yang indah dan kaya akan keindahan alam. Sayangnya, belum semua kekayaan alam dan budaya Indonesia ter-explore dengan baik. Hal itu pula yang terlintas di pikiran Sigit Pramono, Ketua Umum Perbanas.

Menurut mantan Eksekutif di sejumlah bank ini, negeri ini akan lebih baik jika lebih banyak lagi pengusaha atau entrepreneur yang bisa meng-explore kekayaan Indonesia. Itupula yang kemudian dilakukan Sigit pasca tak lagi menjadi eksekutif perbankan.

Sigit kemudian memilih Pegunungan Bromo dan meng-explore nya sedemikian rupa. Awalnya ia memulai usaha perhotelan di wilayah tersebut. Ia meyakini, dengan menginap lebih lama, maka akan berdampak kepada pergerakan ekonomi di wilayah tersebut. “Mereka kan butuh makan, beli ini itu” terangnya.

“Saya mungkin memulainya terlambat, yakni setelah tidak lagi sibuk menjadi eksekutif di perbankan, tetapi kan tidak ada kata terlambat untuk memulai” selorohnya.

Di bisnis perhotelan tersebut, Ia tak semata-mata berbisnis, tak memikirkan berapa lama akan balik modal. Yang utama baginya adalah Ia bisa menghidupi orang banyak, menggerakkan ekonomi di wilayah tersebut. “Yang penting kasnya positif, usaha itu akan terus jalan. Saya tidak hanya pikirkan keuntungan” ujarnya.

Sigit pun terus mencari apa yang bisa dikembangkan. Sigit kemudian menginisiasi pagelaran Jazz Gunung.

“Ketika melihat keindahan di Bromo, saya berpikir soal menikmati music sambil melihat keindahan alam. Diruangan terbuka, latar belakang gunung, music jazz. Hawanya seperti di Eropa, jadi tidak perlu jauh- jauh nonton jazz di Eropa. Orang banyak yang suka” cerita Komisaris BCA ini.

Darah seni memang melekat di diri Sigit. Selain suka musik, Sigit juga telah lama menekuni fotografi. “Saya sebetulnya beruntung karena punya kegiatan lain dibidang seni. Saya menekuni fotografi sudah sejak lama. Sejak saya pakai kamera dari orang tua hingga beli kamera dari hasil keringat sendiri, sampai sekarang” kenangnya.

Sigit bertutur, bahwa hidup itu harus seimbang. Apalagi, lanjutnya, bekerja di perbankan itu kaitannya dengan angka, dan hitungan-hitungan rasio. Di seni ini kita lebih banyak menggunakan rasa, dan kreatifitas. Jadi bisa seimbang.

“Dengan memotret, ketika tekan tombol saya merasa seperti  lepas” pungkasnya. Simak cerita sigit tentang Jazz Gunung dan Fotografi di InfobankTV at http://infobanknews.com/sigit-pramono-sang-inisiator-jazz-gunung-part-1/ dan https://www.youtube.com/watch?v=dDK4yO1kmxw. (*)

 

 

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

9 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

13 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

14 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

14 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago