Siapa Berani Nahkodai AJB Bumiputera?

Oleh: Karnoto Mohamad Wakil Pemimpin Redaksi Infobank

TIGA direksi Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) akhirnya dipanggil oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengikuti fit and proper test pada Selasa (29/10). Sebelumnya, empat direksi yang diangkat Badan Perwakilan Anggota (BPA) sebagai perwakilan pemegang polis pada Mei 2019 seperti di-cuekin oleh OJK.

Dari pihak OJK beralasan, fit and proper test baru bisa dilakukan setelah persyaratan administrasi dipenuhi dan direksi yang ada harus memiliki program kerja dan terobosan yang jelas untuk memperbaiki AJBB. Ketiga direksi yang akan mengikuti fit and proper test adalah Joko Suwaryo (Direktur Teknik dan Aktuaria), SG Subagyo (Direktur Pemasaran), dan Agus Sigit Kusnadi (Direktur Investasi dan Keuangan).

Sampai saat ini, BPA belum menunjuk orang yang menduduki kursi direktur utama (dirut). Pelaksana tugas (Plt) dirut dirangkap oleh Dena Chaerudin yang menjadi Direktur SDM sejak AJBB dipimpin oleh Sutikno W Sjarief yang diberhentikan BPA pada Mei lalu. Lalu mengapa BPA belum menunjuk orang untuk menjadi dirut AJBB?

Memang tidak mudah bagi profesional untuk memimpin perusahaan mutual seperti AJBB yang pemiliknya tidak jelas dan saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kegagalan restrukturisasi dan sangat lemahnya good corporate governance (GCG). Kalau pun ada yang mau menjadi dirut AJBB tapi motifnya lebih untuk mencari jabatan dan gaji, kemungkinan besar tidak akan berhasil. Contohnya Sutikno W Sjarief yang konon meminta gaji Rp400 juta per bulan padahal belum pernah menjadi orang nomor satu di perusahaam besar.

Atas rekomendasi Kementerian BUMN yang beralasan untuk mensinergikan AJBB dengan BUMN, Sutikno yang sebelumnya berkarir di Zurich Topas Life pun memimpin AJBB pada Oktober 2018. Tetapi, tujuh bulan memimpin tanpa ada hasil, Serikat Pekerja AJBB menekan BPA untuk memberhentikan Sutikno yang membawa gerbong dari luar dan menimbulkan biaya tinggi.

Karena menahkodai AJBB tidaklah mudah, maka BPA harus menemukan orang yang sangat berpengalaman dalam memimpin perusahaan besar dan dia bersedia memimpin karena motif ingin berkontribusi untuk menyelamatkan AJBB, bukan motif jabatan dan gaji. Dia mau memimpin dengan hanya satu kepentingan, AJBB harus selamat. Apabila figur seperti sudah didapat, maka BPA harus memberikan kewenangan penuh untuk membentuk tim manajemen yang kuat, solid, memiliki visi dan values yang sama untuk menyelamatkan AJBB.

Dengan kepemimpinan yang berpengalaman dan tim yang kuat, manajemen akan berani menghadapi semua penghalang yang menyebabkan inefisiensi, termasuk “setan-setan gundul yang menyebabkan rusaknya GCG seperti rangkap jabatan di perusahaan anak yang kontribusinya kepada induk tak sesuai harapan.

Apa yang dilakukan BPA sebagai pihak yang memiliki otoritas pun harus untuk kepentingan penyelamatan AJBB bukan untuk kepentingannya sendiri, apalagi memberi contoh tentang praktek-praktek yang tidak baik di perusahaan. Begitu juga OJK dan pemerintah yang harus memberikan dukungan melalui peraturan yang meyakinkan para pemegang polis mengenai kelangsungan dan kepastian perusahaan mutual seperti AJBB.

Jika semua stakeholders tidak mendukung penyelamatan AJBB, maka siapapun yang memimpin AJBB itu ibarat memasuki hutan belantara sendirian dan bisa diterkam binatang buas. Jadi siapa berani memimpin AJBB?

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Wamenkop Ferry: Koperasi Susu Boyolali Harus jadi Pelaku Industri Pengolahan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More

3 mins ago

Finalisasi KUB dengan Bank Jatim, Bank Banten Optimis Segera Teken Shareholder Agreement

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More

29 mins ago

MUFG Bank Cabang Jakarta Raih Laba Rp5,88 Triliun di September 2024, Tumbuh 22,74 Persen

Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More

41 mins ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Anjlok 1 Persen Lebih ke Level 7.136

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More

1 hour ago

BPS Laporkan Impor Susu RI Naik 7,07 Persen per Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More

2 hours ago

Laba BCA Digital Terbang 532,7 Persen per September 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More

2 hours ago