Oleh Tim Biro Riset Infobank
MELAMBUNGNYA harga minyak goreng yang disertai kelangkaan di pasar merupakan bukti bahwa negara tidak berdaya menghadapi para taipan minyak goreng. Anggapan masyarakat bahwa Indonesia telah dikuasai oleh oligarki – sedikit orang saja, pun sulit dielakkan. Mereka sangat digdaya mengatur harga-harga, termasuk kebijakan pemerintah. Maka jangan heran kalau ada kebijakan “pagi tempe, sore dele”, plin-plan.
Presiden Jokowi secara tegas melarang ekspor bahan baku minyak goreng. Namun, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan ada beberapa yang boleh dan tidak boleh diekspor. Dua hari berikutnya Presiden Jokowi melarang seluruhnya. Dan, 23 hari berikutnya, per 23 Mei 2022 lalu, boleh lagi ekspor. Bebas, meski harga minyak goreng masih relatif tinggi – hanya tidak langka. Kebijakan yang tidak konsisten bisa jadi karena ada terjadi persekongkolan antara para godfather.
Tiga hari lalu, pemerintah mengubah skema subsidi minyak goreng lewat pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menjadi pemberian hak ekspor minyak goreng bagi pengusaha untuk memiliki opsi untuk mengubah pembayaran subsidi minyak goreng curah menjadi klaim hak ekspor.
Menurut catatan Infobank, semua pemain besar sawit di awal usahanya dibantu pemerintah. Sejak zaman Orde Baru. Simak! Satu, diberikan konsesi lahan penuh tanaman kayu kualitas baik. Kayu ditebang, dijual dan lebih dari cukup untuk tanam sawit. Kayu dapat, sawit kini dapat. Dua, pemerintah membuat skim kredit Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN). Kredit bunga murah dan syarat lunak. Sekalipun hak guna usaha (HGU) lahan masih dalam proses, kredit sudah bisa cair untuk tanam.
Tiga, ketika harga sawit turun, pemerintah pun membuat kebijakan biodiesel. Kebijakan ini untuk menyerap sawit yang waktu itu harganya rendah. Namun, kebijakan ini justru berdampak ke minyak goreng untuk pangan. Menurut Dradjad H. Wibowo, Ekonom Indef, kepada Infobank, pemerintah harus memilih dengan tegas, sawit untuk pangan atau untuk biodiesel. Jika dilepas ke mekanisme pasar, maka akan terus melambung harga minyak goreng.
Bagaimana sepak terjang para taipan minyak goreng, juga taipan beras dan gula? Bagaimana para Godfathers menguasai lahan, distribusi, dan membangun kekayaan dan koneksi di pemerintahan? Berapa kredit yang mengalir ke para taipan sawit dan bank mana saya yang menyalurkan kreditnya? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Nomor 530 Juli 2022.
Klik untuk langganan:
Sirkulasi Infobank atau Infobankstore
Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More
Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More
Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai… Read More
Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyampaikan sejumlah saran kebijakan agar Indonesia keluar… Read More