Jakarta – Perusahaan menara telekomunikasi Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel siap melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Mengutip dari prospektus yang dirilis perusahaan, Mitratel berencana menawarkan sebanyak 25,54 miliar saham kepada publik.
Adapun harga yang ditawarkan berada pada kisaran Rp775 – Rp975 per lembar sahamnya. Artinya, perusahaan akan memperoleh dana segar senilai Rp19,79 triliun hingga Rp 24,90 triliun dari penawaran umum ini.
Sebelumnya, 99,99% saham Mitratel dimiliki oleh induk usaha, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Angka 25,54 miliar saham yang dilepas setara dengan 29,85% dari seluruh modal ditempatkan oleh Telkom ke Mitratel.
Nantinya, susunan pemegang saham Mitratel akan berubah pasca IPO. PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) akan memiliki 70,15% atau 60,02 miliar saham, PT Metra Digital Investama memiliki 1 saham, dan publik memiliki 29,85% atau 25,54 miliar saham.
PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas kali ini bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Berikut adalah jadwal-jadwal penting mengenai rencana IPO Mitratel:
1. Masa penawaran awal : 26 Oktober – 4 November 2021
2. Prakiraan tanggal efektif dari OJK : 12 November 2021
3. Prakiraan masa penawaran umum : 16 – 18 November 2021
4. Prakiraan tanggal penjatahan : 18 November 2021
5. Prakiraan tanggal distribusi saham : 19 November 2021
6. Prakiraan tanggal pencatatan efek di BEI : 22 November 2021
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More