Teknologi

Setelah Google dan Microsoft, Kini Meta yang Terdampak Perlambatan Ekonomi

Jakarta – Setahun lalu, Mark Zuckerberg mendeklarasikan virtual reality sebagai andalan berikutnya untuk mendorong pertumbuhan Facebook. Namun, hingga kini dampak virtual reality tersebut masih sedikit.

Harga saham perusahaan Meta sebagai pemilik Facebook telah turun, nilai pendapatannya turun, dan keuntungan-keuntungannya sedang dalam tren penurunan.

Gambaran tersebut memburuk pada Rabu (26/10) setelah perusahaan mengupdate para investor selama tiga bulan terakhir sampai September.

Tingkat penjualan menyusut 4% dibandingkan setahun lalu ke USD27,7 miliar. Perusahaan yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp itu, tengah berjuang ketika perusahaan-perusahaan memangkas budget periklanan mereka di tengah ketidakpastian ekonomi, perubahan-perubahan pada pengaturan privasi Apple yang memangkas target iklannya, dan persaingan dengan kompetitor seperti TikTok yang memanas.

Zuckerberg yang mendirikan Facebook di bangku kuliah hampir dua dekade lalu, mengakui perusahaan menghadapi “tantangan-tantangan jangka pendek”.

Ia mengatakan, perusahaan tengah fokus untuk menjadi lebih efisien dan mengisyaratkan adanya pemangkasan jumlah karyawan, menyatakan bahwa perusahaan mungkin menjadi organisasi yang lebih kecil pada tahun depan, seperti dikutip dari BBC, Kamis, 27 Oktober 2022.

“Ada banyak hal terjadi saat ini di bisnis dan dunia. Kita akan menyelesaikan setiap persoalan itu. Saya pikir mereka yang sabar dan berinvestasi dengan kita akan berakhir mendapatkan reward,” kata Zuckerberg.

Kepercayaan diri investor turun di bulan Februari lalu, ketika perusahaan mengungkapkan pihaknya telah kehilangan pengguna harian untuk pertama kalinya. Lalu di Juli, perusahaan melaporkan penurunan pendapatan kuartalan pertamanya, di tengah tren pemangkasan budget iklan pada banyak perusahaan akibat ketakutan akan outlook ekonomi yang ada.

Saham perusahaan yang dipimpin Zuckerberg itu tengah diperdagangkan sekitar 60% lebih rendah ketimbang pada awal tahun ini, menyapu ratusan miliar dari valuasi perusahaan tersebut.

Nilai tersebut meluncur 15% dalam perdagangan setelah jam kerja, akibat para eksekutif memperingatkan bahwa pengembangan akan membutuhkan pengembangan pada ekonomi yang lebih luas.

Debra Aho Williamson selaku analis dari Insider Intelligence mengatakan, “Meta sedang berdiri pada kaki-kaki yang gemetar ketika tiba pada kondisi terkini dari bisnisnya,” seperti dikutip dari BBC.

“Keputusan Mark Zuckerberg untuk memfokuskan perusahaannya pada janji masa depan terkait metaverse, membuat perhatiannya menjauh dari realita ketidakberuntungan saat ini: Meta sedang berada di bawah tekanan yang luar biasa besar,” terang Debra.

Namun demikian, Meta tetap menghasilkan keuntungan yang besar, hampir USD4,4 miliar selama tiga bulan sampai bulan September, dan itu juga sekaligus menangkis kemungkinan penurunan jumlah pengguna.

Perusahaan tersebut mengatakan, 2,93 miliar orang aktif pada salah satu platformnya secara harian dalam tiga bulan yang berakhir di September. Naik dari 2,88 miliar pada kuartal sebelumnya. Meskipun platform utama, Facebook, tidak mengalami peningkatan jumlah pengguna di AS maupun Eropa, jumlah pengguna di wilayah lain terus mengalami pertumbuhan.

Di luar kelebihannya, banyak investor takut perusahaan telah kehilangan jalurnya.

“Meta telah tiba pada kondisi yang berlebih, terlalu banyak orang, terlalu banyak ide, terlalu sedikit urgensi. Kurangnya fokus ini dikaburkan ketika pertumbuhan gampang terjadi namun mematikan, karena pertumbuhan lambat dan teknologi berubah,” investor Brad Gerstner, chief executive di Altimeter Capital, memberi tau perusahaan melalui surat terbukanya di minggu ini.

Ia kemudian menyarankan perusahaan untuk memangkas jumlah karyawan dan menarik kembali investasinya di artificial intelligence dan virtual reality, yang juga disebut metaverse.

Pengeluaran Facebook telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, karena menghadapi persoalan tentang bagaimana penyebaran informasi yang salah di platformnya dan melindungi privasi pengguna.

Perusahaan mengatakan “membuat perubahan signifikan di seluruh sisi untuk beroperasi lebih efisien” dan berencana untuk mempertahankan jumlah karyawan tetap sepanjang tahun depan.

Kondisi itu akan menjadi perubahan besar setelah gaji melonjak dari sekitar 17.000 pada akhir 2016 menjadi lebih dari 87.000, naik 28% hanya di tahun lalu.

Tetapi perusahaan diperingatkan bahwa kerugian di unit Reality Labs-nya, yang berfungsi sebagai pengembangan realitas virtual dan penurunan pendapatan secara signifikan, kemungkinan akan meningkat.

Namun, di luar peringatan-peringatan dan fakta yang ada, Zuckerberg tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek metaverse tersebut.

“Saya mengerti bahwa banyak orang mungkin tidak setuju dengan investasi ini, tetapi dari apa yang dapat saya katakan, saya pikir ini akan menjadi hal yang sangat penting,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bos OJK: Konsep IKN Financial Center Berbeda dengan Aktivitas Keuangan Lain

Balikpapan - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membeberkan konsep pembangunan IKN Financial Center (pusat keuangan)… Read More

20 mins ago

Ikonik! Bank Mandiri Groundbreaking Mandiri Financial Center di Kawasan PIK 2

Banten - Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan melangsungkan groundbreaking… Read More

42 mins ago

Apa Kabar Anti Scam Center? Ini Jawaban OJK

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap alasan ‘molornya’ peluncuran Anti Scam Center (ASC) sebagai… Read More

2 hours ago

Awal Oktober 2024, Aliran Modal Asing Rp570 Miliar Masuk RI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di awal pekan Oktober 2024, aliran modal asing masuk atau capital… Read More

2 hours ago

Di Tengah Isu Divestasi ANZ-Gunawan, Begini Laju Saham Panin Bank

Jakarta - Pemegang saham substansial PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin, yakni… Read More

2 hours ago

Rapor IHSG Sepekan: Turun 2,61 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp12.531 Triliun

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan data perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)… Read More

3 hours ago