Pasar Modal

Setelah Cetak Sejarah, BEI Masih Kantongi 28 Perusahaan Antri IPO

Jakarta – Setelah mencetak sejarah baru di tahun 2023, dengan pencatatan saham mencapai 68 perusahaan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun hingga 6 Oktober 2023 masih mencatat adanya 28 perusahaan dalam pipeline untuk melakukan pencatatan perdana saham (IPO).

Dari ke-28 perusahaan, terlihat dari sektor konsumer non-siklikal yang mendominasi pipeline IPO tersebut, dimana terdapat enam perusahaan atau sebanyak 21,43 persen, diikuti oleh sektor energi yang memiliki lima perusahaan atau sebanyak 17,86 persen, sektor bahan baku sebanyak empat perusahaan, dan sektor konsumer siklikal, infrastruktur, serta teknologi tercatat masing-masing tiga perusahaan.

Baca juga: Sejarah Baru, BEI Raih Pencatatan Saham Tertinggi di 2023

Tidak hanya itu, perusahaan-perusahaan di pipeline tersebut juga tersebar di beberapa sektor lainnya, seperti sektor industrial yang memiliki dua perusahaan, serta sektor kesehatan dan sektor transportasi masing-masing memiliki satu perusahaan.

Kemudian, pada pipeline tersebut juga terdiri dari 16 perusahaan dengan aset skala menengah, sepuluh perusahaan dengan aset skala besar, dan dua sisanya dari perusahaan dengan aset kecil. Lebih lanjut, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, bahwa per 6 Oktober 2023 BEI telah berhasil mencatatkan 68 perusahaan dengan perolehan dana yang diraih Rp49,6 triliun.

“Sampai dengan 6 October 2023 telah tercatat 68 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp49,6 triliun,” ucap Nyoman dalam keterangannya dikutip, 8 Oktober 2023.

Baca juga: Permudah Investor Analisa IPO, BEI Luncurkan IDX New Listing Information

Lalu, pada periode yang sama, untuk pipeline obligasi telah diterbitkan 80 emisi dari 51 penerbit efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun sebesar Rp89,7 triliun.

Adapun, untuk pipeline aksi korporasi atau right issue per tanggal 6 Oktober 2023 telah terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Ekonomi Asia-Pasifik 2025 Diprediksi Tumbuh Melambat, Ini Sebabnya

Jakarta - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Pasifik akan… Read More

14 mins ago

Ibu SMI, Masak Lupa Teori Ekonomi, Sih?

Oleh: Muhammad Edhie Purnawan, PhD, Staf Pengajar Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas… Read More

1 hour ago

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp250 Triliun hingga Maret 2025

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp250 triliun hingga… Read More

1 hour ago

Dana Asing Kabur Rp3,69 T Saat IHSG Longsor, 5 Saham Ini Paling Banyak Dilego

Jakarta - Aliran dana investor asing terlihat kembali keluar dari Indonesia. Tercatat, net foreign sell… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Merah di Level 5.976

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, 9 April… Read More

2 hours ago

APBN Defisit Rp104,2 Triliun di Tiga Bulan Pertama 2025

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit… Read More

2 hours ago