Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa saat ini sedang berfokus untuk melakukan penguatan pada regulasi pengawasan bursa karbon yang telah diluncurkan pada tahun lalu.
Tidak hanya itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menyebutkan, OJK juga akan terus mendorong koordinasi dengan para stakeholder sebagai upaya peningkatan jumlah produk dan volume transaksi bursa karbon.
“Saat ini kami sedang fokus pada penguatan regulasi pengawasan dan terus mendorong koordinasi dengan para stakeholder untuk meningkatkan jumlah produk dan volume transaksi Bursa Karbon,” ucap Inarno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca juga: Kisi-kisi OJK akan Kondisi Perbankan Pasca Pemangkasan BI Rate
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa Peraturan OJK yang terkait dengan bursa karbon untuk saat ini masih relevan untuk implementasinya. “Namun demikian, kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap bagaimana day to day implementation-nya,” imbuhnya.
Adapun, sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon yang telah diluncurkan sejak 26 September 2023 hingga saat ini telah mencapai volume transaksi sebanyak 613.740 ton karbon ekuivalen (tCO2e).
Selain itu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa, volume transaksi tersebut berasal dari tiga proyek sektor energi, dengan jumlah SPE-GRK 1,3 juta tCO2e, serta pengguna jasa sebanyak 79, dan retirement tercatat 420.018 tCO2e dari 322 beneficiaries.
“Jika dibandingkan Bursa Regional, perdagangan carbon credit di IDXCarbon lebih besar, dibandingkan Bursa Malaysia 190.351 tCO2e, Bursa Jepang 502.811 tCO2e,” ujar Jeffrey dalam keterangan terpisah.
Baca juga: BEI Catat Ada 32 Perusahaan Antre IPO, 12 Beraset Jumbo
Tidak hanya itu, Jeffrey juga menuturkan, IDXCarbon saat ini terus melakukan pengembangan pasar karbon, salah satunya adalah melalui serangkaian diskusi, dan sosialisasi, di mana IDXCarbon telah melakukan 185 kali sosialisasi offline maupun online.
BEI juga terus mendorong dekarbonisasi untuk perusahaan tercatat, antara lain dengan melakukan sosialisasi berkala, IDX Net Zero Incubator saat ini sudah masuk ke modul tiga, yang diikuti sebanyak 110 perusahaan tercatat dengan tujuan meningkatkan awareness dan mengajarkan cara menghitung emisi karbon, termasuk menyediakan tools untuk membantu perhitungan.
Di sisi lain, BEI juga mengembangkan sistem pelaporan ESG termasuk pelaporan emisi karbon, mengembangkan indeks terkait karbon, seperti IDX-LQ45 Low Carbon Leaders, hingga melakukan kajian IDX Green Equity Designation. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More