Jakarta – Bank Rakyat Indonesia (BRI) siang tadi (11/11) telah mengumumkan capaian kinerjanya per September 2020. Sebagai hasil akhir, bank yang dipimpin Sunarso sebagai direktur utama ini mencetak laba Rp14,15 triliun sampai dengan periode triwulan III 2020. Secara tahunan, laba yang diraup BRI susut 42,9%. Susutnya laba BRI, seperti juga kebanyakan bank umum lainnya, lebih disebabkan dampak pandemi COVID-19 yang berpengaruh terhadap kinerja bank.
Sementara, menjelang akhir Oktober lalu, Bank Mandiri telah mempublikasikan kinerja hingga triwulan III 2020. Si pita emas membukukan laba Rp14,02 triliun. Seperti BRI, laba Bank Mandiri juga terkoreksi, yakni sebesar 30,7%.
Dari sisi perolehan laba ini, di posisi September 2020, BRI tampaknya telah “meng-kick balik” Bank Mandiri. Sebab, sebelumnya, atau sejak Mei 2020, perolehan laba BRI berhasil dilewati Bank Mandiri. Ketika itu, Biro Riset Infobank (birI) mencatat, BRI memperoleh laba Rp8,42 triliun dan Bank Mandiri Rp9,60 triliun. Padahal, selama 15 tahun ke belakang laba BRI selalu lebih besar daripada Bank Mandiri. Dan nama BRI juga konsisten tercatat sebagai bank pencetak laba terbesar di tanah air.
Begitupun di posisi Juni 2020. Laba Bank Mandiri yang kini dipimpin Darmawan Junaidi sebagai direktur utama masih lebih unggul daripada BRI. Di periode itu, Bank Mandiri membukukan laba Rp10,55 triliun dan BRI Rp10,20 triliun.
Nah, sekarang di posisi September 2020, kondisinya sudah berubah. Laba BRI sudah kembali lebih besar daripada Bank Mandiri. Artinya, terhitung sejak Mei 2020, Bank Mandiri hanya mampu mengungguli laba BRI selama 3 bulan.
BCA Kembali Juara Laba & Asetnya Tembus Rp1.000 Triliun
Cerita adu balap laba antara BRI dan Bank Mandiri tidaklah lengkap keseruannya tanpa menyebut nama Bank Central Asia (BCA). Sebab, si biru BCA yang selalu setia membayangi BRI dan Bank Mandiri, belakangan justru lebih cemerlang dalam hal laba dibanding dua bank pembesar itu.
Pada September 2020, adalah BCA yang berhasil meraih status sebagai bank pencetak laba terbesar di Indonesia. Catat, BCA, bukan BRI atau Bank Mandiri. Padahal dari sisi aset, BCA berada di belakang BRI dan Bank Mandiri. BCA yang dipimpin Jahja Setiaatmadja sebagai direktur utama meraup laba Rp20,04 triliun per September 2020. Seperti BRI dan Bank Mandiri, laba BCA juga susut, sebesar 4,2%.
Nama BCA tercatat sebagai bank pencetak laba terbesar sebenarnya sudah berlangsung sejak Juni 2020. Ketika itu, laba BCA sudah mampu melewati laba Bank Mandiri dan BRI.
Menurut kajian Biro Riset Infobank, keberhasilan BCA menjaga profitabilitasnya karena dipengaruhi dua hal penting, yaitu rendahnya cost of fund dan momentum pandemi COVID-19 dimana transaksi digital meningkat dan digital banking BCA yang sangat mudah dan aman. Dua hal itu yang membuat laba BCA menjadi terbesar, disamping kualitas nasabahnya juga baik.
Di posisi September 2020 ini, BCA juga mencatatkan satu sejarah baru. Asetnya tembus Rp1.000 triliun, persisnya Rp1.003,6 triliun atau naik 12,3% secara tahunan. Sementara, aset BRI dan Bank Mandiri masing-masing Rp1.447,85 triliun dan Rp1.407, 66 triliun. (*) Ari Nugroho
Jakarta - Bank Mandiri konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan mengandalkan transformasi digital. Melalui wholesale… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:03 WIB, 5 November 2024, Indeks Harga… Read More
Oleh Paul Sutaryono PADA 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi… Read More
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More
Jakarta - PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), anak perusahaan dari PT Media Nusantara Citra… Read More
Jakarta - Penurunan jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di… Read More