Perbankan

Serem! Ada 4 “Hantu” Gentayangi Industri Perbankan Tanah Air

Jakarta – Industri perbankan Tanah Air dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Ini perlu diantisipasi para pelaku perbankan, termasuk Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).

Seperti diungkapkan Eko B. Supriyanto, Chairman The Finance. Menurutnya, ada empat “hantu” yang patut diwaspadai oleh para pelaku industri perbankan. “Hantu” pertama, kata Eko, kondisi global yang telah mendorong inflasi dan suku bunga tinggi di seluruh dunia. 

“Apa dampaknya? Dolar pergi ke Amerika semua, The Fed masih ragu-ragu turunkan suku bunga. Ini yang membuat kita akan terkoreksi, harga saham akan mengalami kemerosotan,” ujar Eko dalam malam penghargaan The Finance Top 100 BPR 2024 di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, 21 Juni 2024.

Baca juga: BPR Ingin Terapkan Automasi? Perhatikan Beberapa Hal Ini Dulu

Hantu kedua, kata Eko adalah terkait kebijakan fiskal. Menurutnya, kebijakan fiskal di pemerintahan yang akan datang sangat diantisipasi negatif oleh para investor. Pasalnya, tersiar kabar bahwa pemerintahan baru yang dipimpin Prabowo Subianto ini akan menaikan rasio utang menjadi 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Sebenarnya ini nggak masalah, asal untuk produktifitas,” ujarnya. 

Hantu ketiga adalah makin banyak perusahaan-perusahaan yang gulung tikar. Industri tekstil, misalnya, kini tengah terpuruk. Mereka kalah bersaing dengan produk impor dari China.

“Yang terakhir (hantu), adalah potensi Non Performing Loan (NPL) di kelompok mikro,” ujarnya. 

Kekhawatiran melonjaknya NPL ini tak lepas dari fenomena judi online yang makin marak di Indonesia. Bahkan, pusaran uang judi online tercatat mencapai Rp600 triliun atau 3,4 persen dari PDB tahun 2023 yang sebesar Rp20.892 triliun.

Baca juga: 233 BPR Berhasil Raih Penghargaan “The Finance Top 100 BPR 2024”

“Uangnya itu terbang ke 14 negera, seperti Vietnam, Filipina, Makau, dan lainnya. Ini yang seharusnya buat bayar cicilan utang, untuk makan, malah buat judi online,” ujarnya.

Namun terlepas dari tantangan tersebut, Eko tetap optimistis industri perbankan, khususnya BPR dan BPRS ke depannya tetap bisa bersaing bersaing dan akan makin kuat ke depannya.

“Saya bicara banyak dengan temen-temen BPR, masih ada secercah harapan. Dan saya yakin, apapun yang terjadi, BPR makin kuat dan yang ada makin kokoh untuk menyongsong dunia yang makin berat ini,” tutupnya. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago