llustrasi: Kantor Citigroup. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Citi menargetkan peningkatan pembiayaan keuangan sosial di Asia lebih dari 10 persen pada 2025. Peningkatan ini mencakup social trade loans, sekuritisasi, pinjaman berjangka, fasilitas modal kerja, serta initial public offering (IPO).
“Portofolio kami mencakup berbagai pasar, produk, dan sektor. Kami juga melihat permintaan yang meningkat dari investor yang ingin berinvestasi di sektor keuangan sosial,” ujar Jorge Rubio Nava, Global Head of Social Finance Citi dikutip 19 Februari 2025.
Pada 2024, lanjut Jorge, Citi memimpin transaksi keuangan sosial di Asia dengan total lebih dari USD2 miliar atau sekitar Rp32,7 triliun. Pembiayaan ini mencakup sektor keuangan mikro, ketahanan pangan, layanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan terjangkau.
Baca juga: Citi Indonesia Blak-Blakan soal Dampak Kemenangan Trump terhadap Suku Bunga AS dan RI
“Kami yakin dapat meningkatkan capaian ini pada tahun 2025 untuk mendukung klien dalam pertumbuhan berkelanjutan bagi perekonomian lokal,” tambah Jorge.
Citi mencatat bahwa Asia menjadi wilayah terbesar secara global untuk pembiayaan keuangan sosial, dengan USD2,4 miliar atau sekitar Rp39,2 triliun yang berhasil dimobilisasi. Asia berkontribusi lebih dari 50 persen dari total transaksi bank dan lebih dari 40 persen dari total pembiayaan.
Pada 2024, Citi memimpin 76 transaksi keuangan sosial di Asia. Transaksi tersebut mencakup 9 negara, meliputi Indonesia, Cina, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Bangladesh.
Baca juga: Jalan Terjal Pembiayaan Berkelanjutan
Di Indonesia sendiri, Citi telah mendukung berbagai inisiatif keuangan sosial. Pada 2022, Citi bersama BTN menyediakan pembiayaan senilai USD100 juta untuk membangun 2.857 hunian bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.
Kemudian pada 2023, Citi memberikan fasilitas pembiayaan sosial Rp650 miliar dan Rp150 miliar kepada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memperluas pinjaman mikro. Pembiayaan ini diharapkan menjangkau 52.500 pengusaha mikro, mayoritas perempuan. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More