Saat ini, lanjut dia, fokus pelaku pasar telah beralih ke FOMC meeting yang akan diumumkan pada Kamis minggu ini, meskipun sejauh ini kondisi di pasar global telah mengantisipasi kenaikan Fed Fund rate target +25bps jauh-jauh hari.
“Tendensi the Fed mengenai prospek 2017 juga akan memengaruhi pergerakan pasar,” ucap Rangga.
Kendati demikian, realisasi tax amnesty periode II yang masih di bawah harapan diperkirakan menjadi sumber sentimen negatif menjelang tutup tahun. “Karena ini akan meminta defisit fiskal yang lebih lebar dan diperkirakan mendekati 3% terhadap PDB,” tutupnya. (*)
(Baca juga: Aksi Spekulan Ikut Pengaruhi Penguatan Rupiah)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More