Ilustrasi - Pergerakan pasar sahan. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (20/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik merosot ke level 7.809,44 atau melemah 1,21 persen.
Padahal, pada sesi penutupan perdagangan kemarin, IHSG sempat mencetak rekor baru atau All Time High (ATH) ke level 7.905,39.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 856,16 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 17 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp344,44 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 45 saham terkoreksi, sebanyak 151 saham menguat dan sebanyak 239 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat, Ini Sentimen Pendukungnya
Sebelumnya, Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, mengatakan bahwa hari ini IHSG berpotensi mencoba mengalami penguatan kembali seiring dengan kenaikan bursa Amerika Serikat (AS).
“Dengan level support IHSG 7.790-7.830 dan level resistance IHSG 7.920-7.940,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 20 September 2024.
Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan kemarin (19/9), dengan Indeks S&P 500 naik 1,70 persen ke level 5.713,64, indeks Nasdaq naik 2,51 persen ke level 18.013,98, sementara Dow Jones Industrial Average naik 1,26 persen ke level 42.025,19.
Lalu, peningkatan indeks S&P 500 tersebut menjadi rekor tertinggi sehari setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps dan mengindikasikan lebih banyak penurunan suku bunga ke depan.
Adapun, Indeks Nikkei 225 Jepang memimpin pasar Asia-Pasifik di tengah keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga, dengan kenaikan 2,13 persen dan Topix naik 2,01 persen.
Baca juga: Harga Saham TUGU Kembali Naik ke Posisi Rp1.225
Sementara, Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,21 persen, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,61 persen, dan Taiex Taiwan menguat 1,68 persen, Straits Times Singapura naik 0,89 persen, dan KLCI Malaysia naik 0,22 persen.
Sebagai informasi, The Fed telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Sejalan dengan The Fed, Otoritas Moneter Hong Kong pun menurunkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen.
Selain itu, para investor di Asia juga akan menilai data perdagangan bulan Agustus dari Malaysia dan angka pengangguran dari Australia, serta menunggu keputusan bank sentral di kawasan tersebut. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More