Market Update

Sempat Anjlok, Pengamat Sebut Faktor Ini Bikin IHSG Cepat Rebound

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok ke level 7.500-an pada Senin, 1 September 2025, akibat tekanan aksi demonstrasi yang berujung ricuh. Namun, dalam dua hari terakhir, IHSG kembali menguat ke level 7.800-an.

Penguatan IHSG ditopang oleh sentimen positif, termasuk perekonomian global yang mulai membaik.

Pemulihan cepat ini juga mencerminkan kepercayaan investor yang tetap tinggi terhadap kinerja emiten di bursa. Selain itu, tensi politik dalam negeri mulai mereda.

Hal itu diungkapkan ekonom sekaligus praktisi pasar modal, Hans Kwee yang juga mengapresiasi peran regulator, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menghadapi gejolak pasar.

Baca juga: IHSG Betah di Zona Hijau, Ditutup Naik 1,08 Persen ke Posisi 7.885

OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah aturan trading halt dan memberikan kemudahan buyback tanpa RUPS.

Hans memuji langkah ini sebagai respons yang tepat untuk menjaga stabilitas pasar modal.

“Fundamental ekonomi kita bagus. Langkah pengawasan dan pengaturan OJK sangat baik, dan kerja sama dengan Kementerian Perekonomian juga membantu menenangkan pelaku pasar,” kata Hans dalam keterangan resmi, Rabu, 3 September 2025.

Ia juga mengapresiasi peran pemerintah dan aparat keamanan yang berhasil meredakan ketegangan setelah pidato Presiden dan langkah TNI menenangkan situasi.

“Begitu situasi mulai kondusif, pasar saham kita langsung membaik,” katanya.

Baca juga: IHSG Sempat Rontok 3,37 Persen, Begini Respons Bos BEI

Hans menambahkan, ekonomi Indonesia secara umum masih berada dalam kondisi baik. Hal ini terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang kembali naik di atas 50, menandakan perbaikan ekonomi.

Dari sisi global, sentimen pasar juga dipengaruhi faktor eksternal, seperti intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed dan keputusan pengadilan terkait tarif impor.

Prospek IHSG

Hans menilai Indonesia tetap menarik dibanding negara ASEAN lain, seperti Thailand. Investor asing melihat potensi besar pada pasar saham Indonesia.

“Banyak investor percaya bahwa saham-saham emerging market memiliki peluang pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju. Dampak demo diperkirakan hanya bersifat sementara,” jelasnya.

Baca juga: IHSG Seharian Betah di Zona Hijau, Ditutup Naik 0,85 Persen ke Level 7.801

Ke depan, Hans memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 7.800-8.100. Potensi penurunan lebih dalam dinilai terbatas, mengingat valuasi saham Indonesia relatif murah dan indikator ekonomi membaik.

Hans juga berharap penyampaian aspirasi masyarakat bisa berlangsung kondusif agar stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga. (*) Ari Astriawan

Yulian Saputra

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

13 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

14 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

14 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

15 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago