Semester I, Laba BII Ditopang Bisnis Ritel

Semester I, Laba BII Ditopang Bisnis Ritel

Perolehan laba BII didorong oleh meningkatkan pendapatan bunga bersih dan fee based income. Apriyani Kurniasih.

Jakarta–PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) mencatatkan laba setelah pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI) sebesar Rp388 miliar pada semester pertama 2015 . Angkanya naik 13,9% jika dibandingkan semester I 2014 yang sebesar Rp341 miliar.

Perolehan laba turut disumbang oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang dicapai melalui kedisiplinan Bank dalam melakukan pricing pinjaman, liability management yang aktif dan penerapan Strategic Cost Management Program (SCMP) yang intensif di seluruh Bank.Pada periode tersebut, Margi bunga bersih (Net Interest Income BII naik dari 4,48% pada Juni menjadi 4,73% pada Juni 2015

Selain NII, laba BII juga turut disokong oleh kenaikan pendapatan imbal jasa (Fee Based Income/FBI). Pada Juni 2015, FBI BII naik sebesar 8,5% menjadi Rp1,1 triliun.

Kenaikan ini mencerminkan kinerja positif BII ditengah perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Secara umum, iklim bisnis yang penuh tantangan dan melemahnya ekonomi domestik harus diakui telah mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII mengatakan, meskipun menghadapi kondisi ekonomi yang penuh tantangan, BII mampu mencatat hasil yang baik pada semester pertama 2015 dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. “Meskipun provisi terus mengkhawatirkan, kami terus menghasilkan kinerja operasional yang lebih baik pada enam bulan pertama tahun ini” imbuhnya.

Pada semester pertama 2015 pertumbuhan kredit BII hanya mencapai sebesar 2,4% dari Rp106 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp108.5 triliun pada Juni 2015.Perbankan bisnis dan perbankan ritel terus menjadi pendorong pertumbuhan bagi BII.

Sementara itu, Laba bersih Perbankan Syariah meningkat tajam dari rugi sebesar Rp27 miliar pada Juni 2014 menjadi Rp107 miliar di Juni 2015.Bisnis perbankan syariah terus menunjukkan hasil yang menggembirakan sejak penerapan strategi Sharia First di seluruh unit usaha dan cabang dan memperbaiki model bisnisnya. Total pembiayaan Syariah tumbuh 50,8% dari Rp4,9 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp7,4 triliun pada Juni 2015 dan menyumbangkan 7% dari total portofolio kredit Bank.

Taswin menambahkan, BII terus mencermati kondisi pasar yang penuh tantangan di sepanjang 2015 serta akan lebih selektif dalam meningkatkan portofolio Bank dengan menjalankan disiplin ketat pada pricing baik untuk pinjaman maupun likuiditas serta secara intensif melakukan upaya untuk memperbaiki produktivitas Bank. “Kami juga akan terus menerapkan inisiatif manajemen biaya yang ketat, mengoptimalkan manfaat dari investasi kami dan memperbaiki efisiensi operasional secara keseluruhan” pungkas Taswin.

Related Posts

News Update

Top News