Jakarta – PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatatkan laba bersihnya sebesar Rp10,5 triliun di semester I 2017, atau meningat 10 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama yakni sebesar Rp9,6 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan laba bersih di semester I 2017 tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 4,9 persen menjadi Rp27,4 triliun dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp26,1 triliun.
“BCA menutup periode semester I 2017 dengan kinerja keuangan yang positif. Upaya BCA dalam memperkuat bisnis perbankan transaksi dan kemampuannya dalam beradaptasi terhadap kondisi pasar terkini,” ujarnya di Jakarta, Amis, 27 Juli 2017.
Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di semester I 2017 tercatat Rp572,2 triliun atau tumbuh 16,7 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Menurut Jahja, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 74,6 persen teradap total DPK.
“Dana CASA meningkat 12 persen mencapai Rp426,9 triliun pada akhir Juni 2017,” ucapnya.
Sedangkan pada portofolio CASA, dana giro meningkat 23,5 persen secara tahunan menjadi Rp148,6 triliun. Untuk dana tabungan sendiri tumbuh 6,7 persen menjadi Rp278,3 triliun. Lalu dana deposito juga tumbuh sebesar 33 persen menjadi Rp145,3 triliun.
“BCA terus berupaya memperkokoh fondasi bisnis guna mendukung pertumbuhan di masa mendatang dan memanfaatkan keempatan di seluruh lini bisnis dengan tetap menjaga prinsip manajemen risiko yang prudent,” tutupnya. (*)
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More