Moneter dan Fiskal

Semakin Sehat, Menkeu Paparkan APBN Surplus Rp152 T di Semester I 2023

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus pada semester I 2023 sebesar Rp152,3 triliun atau 0,71% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pendapatan negara per semester I 2023 sebesar Rp1.407,9 triliun atau setara 57,2% dari total target APBN 2023. Adapun nilai tersebut tumbuh 5,4% secara tahunan.

Baca juga: Alokasi Penyertaan Modal Negara untuk BUMN Dinilai Membebani APBN

“APBN hingga semester I mengalami surplus Rp152,3 triliun atau 0,71% dari PDB, ini surplus yang jauh lebih tinggi dari tahun lalu yang juga surplus Rp91,2 triliun. Surplus tahun ini 66,9% jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” ujar Sri Mulyani dalam APBN KiTa, Senin, 24 Juli 2023.

Kondisi keuangan negara berhasil mencetak surplus ini didorong oleh pendapatan negara yang masih tumbuh yang berasal dari setoran pajak hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Tercatat, penerimaan negara dari pajak pada semester I 2023 mencapai Rp970,2 triliun atau 56,5% dari target APBN tahun ini, atau tumbuh 9,9%.

“Sementara, penerimaan kepabeaan & cukai mengalami penurunan -18,8% atau sebesar Rp135,4 triliun, dibandingkan tahun lalu yang masih tumbuh 36,5%. Dan PNBP sebesar Rp302,1 triliun tumbuh 5,5%,” paparnya.

Kemudian, dari sisi belanja, menkeu mencatat belanja negara sudah terealisasi Rp1.255,7 triliun, tumbuh 0,9%. Realisasi tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp891,6  triliun. Sementara transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp364,1 triliun atau terkontraksi -1,0%.

Baca juga: APBN RI 2024 Capai Rp3.476 Triliun, Untuk IKN?

Menkeu melanjutkan, keseimbangan primer juga mencatatkan surplus sebesar Rp368,2 triliun, jauh lebih tinggi dari keseimbangan primer tahun lalu sebesar Rp279 triliun, atau kenaikannya 32%.

“Jadi keseimbangan primer dan surplus APBN menggambarkan tahun lalu APBN sudah baik, tahun ini posisi semester I masih jauh lebih baik lagi. Ini hal yang perlu kita syukuri dari sisi Kesehatan APBN dan tren konsolidasi yang sangat kuat dan kredibel,” ungkapnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

1 hour ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

2 hours ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

2 hours ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

2 hours ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

3 hours ago