Jakarta – Rupiah kembali melemah pada perdagangan hari Rabu, 1 Juni 2016. Rendahnya selera investor membuat trader enggan berinvestasi di pasar berkembang.
Jameel Ahamd, Chief Marketing Analyst FXTM mengatakan, telah terjadi peningkatan kekhawatiran global mengenai referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa yang akan digelar Juni ini.
Selain itu, ekspektasi kemungkinan Federal Reserve meningkatkan suku bunga AS di musim panas ini telah menguat. Adanya konsensus umum bahwa OPEC tidak akan mengubah level produksi minyak di hari Kamis juga membuat selera risiko investor menjadi rendah.
Rendahnya selera risiko membuat investor menghindari berinvestasi di mata uang pasar berkembang sehingga Rupiah saat ini kesulitan mencari permintaan pembelian. Pasar minyak juga menurun sekitar US$2 di hari sebelumnya.
“Artinya mata uang terkait komoditas akan tertekan, termasuk Rupiah” imbuh Jameel.(*)
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More