Perbankan

Selektif Salurkan Pembiayaan, BTPN Syariah Kantongi Laba Rp552 Miliar di Semester I 2024

Lampung – BTPN Syariah (BTPS) mengantongi laba bersih sebesar Rp552 miliar di semester I 2024. Raihan itu tidak lepas dari strategi BTPS yang memilih untuk lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Perseroan lebih cenderung memprioritaskan untuk menjaga kualitas aset.

Langkah lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan dinilai sebagai pilihan bijak, mengingat kondisi ekonomi yang masih menantang, dan juga melemahnya daya beli masyarakat.

Sepanjang paruh pertama 2024, BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp10,44 triliun. Pembiayaan yang dilakukan dengan prudent berimbas pada kualitas aset yang terjaga baik. Imbasnya, rasio-rasio keuangan perseroan pun terjaga tetap sehat. Lihat saja rasio return on asset (ROA) dan rasio kecukupan modal (CAR) yang masing-masing di posisi 6,6 persen dan 50,1 persen, sebagai contoh.

Baca juga: Laba BTN Syariah Melonjak 31,7 Persen Jadi Rp370 Miliar di Semester I 2024

Kondisi keuangan yang sehat menjadi fondasi bagi BTPN Syariah untuk melakukan ekspansi. Dengan modal yang solid, perseroan mempunyai tenaga besar untuk memacu kinerjanya di masa mendatang.

“Kinerja BTPN Syariah tetap terjaga terlihat dari rasio-rasio keungan yang sehat, yang memberikan kesempatan bank untuk terus bertumbuh di masa-masa mendatang. Kami bersyukur bahwa selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian bisa menjaga kinerja bank saat ini, yang lebih dari satu dekade kami bangun,“ terang Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah, Jum’at, 26 Juli 2024.

Fachmy menambahkan, BTPN Syariah akan terus berupaya meningkatkan kualitas pembiayaannya. Salah satu caranya adalah dengan membangun solidaritas bagi nasabah inklusi.

BTPN Syariah memang merupakan bank syariah yang berfokus menggarap segmen pemberdayaan masyarakat inklusi, atau masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbanked). BTPN Syariah menjadikan kaum perempuan sebagai target market utamanya.

Dalam menggarap segmen ini, BTPN Syariah tidak hanya berfokus pada penyaluran pembiayaan, tapi juga melakukan pembinaan dan pendampingan. Upaya ini dilakukan oleh para community officer (CO) BTPN Syariah.

Baca juga: Meroket 115,5 Persen, Laba Bersih Bank Raya Jadi Rp20 Miliar di Kuartal II 2024

Sebagai tambahan, saat ini BTPS memiliki lebih dari 14 ribu karyawan (96 persen perempuan dan 51 persen lulusan SMA), yang telah melayani 7 juta nasabah dengan 3,9 juta nasabah aktif. Para nasabah aktif itu tersebar di 260 ribu komunitas yang berada di 2.600 kecamatan di 26 provinsi Indonesia.

Terlepas dari itu, sebagai bagian untuk mewujudkan niat baik nasabah lebih cepat, BTPN Syariah juga memberikan apresiasi terhadap kumpulan ibu-ibu nasabah pembiayaan ultra mikro yang telah menunjukkan solidaritas yang kuat dalam membangun perilaku unggul yaitu BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu).

Apresiasi ini berupa mimpi nasabah yang diwujudkan BTPN Syariah, yakni Bersama Berkumpul di Pertemuan Rumah Nasabah, Akhirnya Bersama Beribadah di Depan Ka’bah. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

Fintech Lending Dinilai Mampu Atasi Gap Pembiayaan UMKM

Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More

3 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

3 hours ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

4 hours ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

5 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

6 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

6 hours ago