Ekonomi dan Bisnis

Sektor UMKM Perlu Perubahan Model Bisnis Agar Naik Kelas

Jakarta – Sektor UMKM dinilai menjadi sektor yang memiliki kekuatan dalam menahan ancaman resesi ekonomi bahkan menjadi penyelamat dan penopang pertumbuhan ekonomi, yang berkontribusi sebesar 60,5% terhadap PDB. Sehingga, diperlukan pengembangan di sektor UMKM untuk model bisnisnya agar semakin naik kelas.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengatakan, UMKM Tanah Air yang didominasi oleh sektor perdagangan perlu diperhatikan untuk bagaimana UMKM ini menjadi supply chain atau rantai pasok dari perusahaan-perusahaan besar sehingga bisa naik kelas. 

“Kalau kita perhatikan UMKM banyak didominasi oleh perdagangan, ini menjadi persoalan yang harus kita lakukan adalah bagaimana umkm kita menjadi supply chain dari perussahaan-perusahaan besar,” kata Aviliani dalam Webinar INDEF Tantangan Ekonomi di Tahun Politik, Kamis, 2 maret 2023.

Dia mengatakan, jangan selalu bicara tentang pembiayaan atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) saja yang di genjot, tapi perlu di ubah pola model bisnis dari UMKM tersebut. 

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan hingga Oktober 2022 nilai akad penyaluran KUR sudah mencapai Rp293,66 triliun dengan jumlah debitur sekitar 7 juta orang, dan tahun 2023 pemerintah berencana menaikan lagi plafon KUR dari Rp373 triliun pada 2022 menjadi Rp460 triliun di 2023.

“Kalau kita lihat kan kebijakan dari pemerintah harus menyalurkan KUR sebanyak-banyaknya, tapi kan pengusaha baru tidak setiap tahun ada, namun target kurnya tiap tahun gede banget, justru saya melihat polanya harus di ubah sekarang bagaimana UMKM ini bisa menjadi economic of scale yang bagus dengan pola supply chain,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurutnya ada dua cara untuk mengembangkan bisnis model dari UMKM. Pertama, perusahaan besar diberikan insentif untuk menjadikan UMKM sebagai supply chain. Kedua, harus dibangun industri baru yang bisa dikembangkan yang memiliki persaingan tinggi.

“Tidak hanya sekedar hanya tambang, tapi industri-industri yang persaingannya tinggi dibuat, baru mulai UMKM-nya dibentuk,” pungkasnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

6 mins ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

2 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

16 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

16 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

17 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

18 hours ago