Jakarta – Perumahan saat ini menjadi salah satu sektor ekonomi yang krusial bagi perekonomian Indonesia. Dorongan pada sektor perumahan akan mendorong pemulihan ekonomi nasional bisa berjalan dengan lebih cepat.
Hadiyanto, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mengungkapkan, hingga saat ini sektor perumahan membawahi 174 sektor perekonomian. Pemulihan pada sektor ini mampu membawa efek domino pada sektor turunannya. Sektor ini juga diharapkan bisa menyerap 4,32 juta tenaga kerja di Indonesia.
“Diharapkan sektor perumahan dapat menambah pertumbuhan ekonomi karena pembiayaan yang dilakukan pada sektor perumahan akan terefleksi pada pada sektor konstruksi, real estate, dan bangunan rumah tangga yang berpotensi menambah pertumbuhan PDB sebesar 0,6% sampai 1,4%,” jelas Hadiyanto pada sambutan Penandatanganan Perjanjian Investasi, Rabu, 22 Desember 2021.
Ia mengungkapkan, pemerintah sudah mengucurkan berbagai insentif dan skema untuk mendorong pemulihan pada sektor perumahan. Beberapa insentif yang sudah digulirkan diantaranya adalah subsidi bunga bagi KPR dan memberikan insentif pembebasan dari PPN 100% untuk pembelian rumah sampai dengan Rp2 miliar dan pembebasan PPN 50% untuk pembelian rumah sampai dengan Rp2 miliar – Rp5 miliar.
Melalui sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, pemerintah optimis sektor perekonomian bisa kembali pulih. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai target yang sudah ditetapkan. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More