Kondisi tersebut, juga membuat sektor manufaktur menjadi terbatas untuk mendapatkan sumber pembiayaan dari perbankan. Bahkan kondisi perekonomian global yang saat ini masih lemah, juga berdampak kepada perekonomian nasional dan memberikan efek ke permintaan (demand) kredit.
“Kalau kita liat lebih dalam lagi, karena ekonomi dunia yang lemah, kedua, harga komoditi yang belum membaik, dan ada kecenderungan kredit masalah yang tinggi dan itu membuat perbankan lebih hati-hati menyalurkan kreditnya,” ucapnya.
Kendati demikian, BI memiliki berbagai upaya untuk mendorong pengembangan sektor industri manufaktur di Indonesia. Akan tetapi, pihaknya belum berencana untuk mengeluarkan kebijakan agar perbankan bisa menyalurkan berapa persen ke sektor manufaktur dari total kreditnya. “Kita belum ada rencana minimum alokasi kredit ke sektor manufaktur,” tegas Agus.
Samentara salah satu upaya BI untuk mendorong pengembangan sektor manufaktur yakni terkait Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang difokuskan pada upaya meningkatkan nilai tambah SDA. Dan mendorong keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan, serta menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh. (*)
(Baca juga: Pemulihan Ekonomi Akan Berlanjut di 2017)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta – Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman mengungkapkan latar belakang penembakkan terhadap Kasat Reskrim Polres… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More