News Update

Sektor Manufaktur Diklaim Mampu Percepat Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta– Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terlihat mengalami perlambatan atau stagnan diangka 5%. Hal tersebut membuat Indonesia terlihat jauh tertinggal dari negara Asia lainnya.

Menanggapi hal itu, Ekonom senior Muhammad Chatib Basri menilai, Pemerintah perlu menggenjot lebih besar sektor manufaktur guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pertumbuhan Ekonomi Singapura 5,5%, Malaysia 6,2%, Indonesia masih stagnan di 5% kenapa Indonesia stagnan, tapi negara lain lompat dengan cepat karena mereka basisnya adalah manufaktur. Ketika Amerika mengalami recovery, porsi besar adalah indutsrialiasi, mereka begitu cepat megalami kenaikan kita harusnya gitu,” jelas Chatib setelah menghadiri acara Mandiri Investment Forum 2018 di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu 7 Februari 2018.

Baca juga: Sektor Manufaktur Perlu Dukungan Swasta

Chatib menambahkan, Pemerintah harus menggenjot dan memanfaatkan sektor manufaktur berbasis human capital seperti pembutan produk batik, craft, dan kerajinan.

“Saya kira pemerintah melalui menkoperekonomian, sudah ada upaya mendorong ke sektor manufkatur, kriterianya yang paling gampang adalah orientasi ekspor yang menyerap tenaga kerja,” tambah Chatib.

Selain itu, Berdasarkan kajian Asian Development Bank (ADB), ada dua hal yang bisa dijadikan strategi dalam mendorong industri manufaktur dalam negeri. Pertama, berusaha untuk membuat diversifikasi produk untuk menangkap celah pasar. Kedua, fokus pada sektor yang sudah ada dan mudah untuk dikembangkan seperti elektronik, kimia, mobil dan makanan.

Dalam konteks tersebut, masih dibutuhkan tiga hal untuk membangun industri manufaktur yang handal, yakni tenaga kerja yang berkualitas, kemampuan organisasi yang semakin baik dan dukungan kebijakan industri yang baik.

“Membaiknya harga komoditas, perbaikan sektor manufaktur, dan meningkatnya kepercayaan konsumen juga bakal mendorong momentum kelanjutan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,4 persen pada tahun ini” tambah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam paparannya pada Mandiri Investment Forum 2018.

Suheriadi

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

17 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

18 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

18 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

22 hours ago