Sektor Keuangan Dinilai Tahan Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Nusa Dua, Bali — Sektor keuangan di Tanah Air diyakini Kementerian Keuangan memiliki daya tahan yang mumpuni dalam menghadapi Kondisi perekonomian global yang sangat menantang pada tahun ini.
Sebagaimana diketahui, memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan melonjaknya tensi geopolotik menggoyang prospek perekonomian global. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia bahkan memproyeksi turun pertumbuhan ekonomi global. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 daa 2020 dari 3,2 persen dan 3,5 persen menjadi 3,1 persen dan 3,4 persen pada April lalu.
Akan tetapi, Kemenkeu tetap yakin dengan stabilitas perekonomian domestik yang didukung oleh daya tahan sektor keuangan. “Sektor keuangan Indonesia tetap mencatatkan kinerja positif,” tutur Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo dalam Seminar Internasional “Facing Softening Global Economy: The Need to Strengthen Bank Resolution Preparedness” di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8).
Mardiasmo mengatakan, dana pihak ketiga (DPK) perbankan mampu mencapai level tertinggi dalam 8 bulan terakhir pada semester I-2019. “Penyaluran kredit perbankan diperkirakan akan meningkat seiring dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan dan menurunkan giro wajib minimum,” terangnya.
Per Juli 2019, industri perbankan mencatatkan stabilitas dengan rasio kecukupan modal (CAR) di level 22,43 persen, rasio kredit bermasalah (NPL) gross 2,61 persen dan return on assets (ROA) di level 2,41 persen.
“Sektor perbankan dan asuransi tetal kuat, dengan CAR perbankan dan risk based capital asuransi di atas kewajiban minimum. Sementara, risiko yang ditunjukkan lewat NPL tetal terkelola dengan baik,” imbuh Mardiasmo.
Demikian, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sehat di level 5,05 persen pada kuartal dua 2019. “Konsumsi rumah tangga dan investasi akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksi di level 5,2 persen pada akhir 2019,” tuturnya. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

16 mins ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

58 mins ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

2 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

13 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

15 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

16 hours ago