Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meluncurkan Cybersecurity Industry Report, yang berisikan analisis kondisi keamanan siber di Indonesia dan mengidentifikasi sektor-sektor kritis, yang rentan terhadap serangan siber.
Temuan Kadin dari riset RiskRecon Mastercard, menunjukkan bahwa sektor-sektor krisis di Indonesia, masih belum begitu kebal terhadap serangan siber. Mereka adalah sektor finansial, sektor kesehatan, dan sektor manufaktur.
Sunu Widyatmoko, Wakil Ketua Komite Kadin Tetap Penyerapan Aspirasi Pelaku Industri, menjelaskan kalau nilai dari sektor-sektor ini masih belum memenuhi target. Terlebih, sektor finansial yang banyak dinilai sebagai sektor yang paling aman.
Baca juga: Serangan Siber Makin Kompleks, Ini yang Harus Dilakukan Perbankan
“Selama ini kita beranggapan, terutama untuk industri keuangan, menjadi industri yang paling aman. Ternyata, faktanya dari sisi rating belum mencapai lah,” ungkap Sunu di acara “Peluncuran Indonesia Cybersecurity Industry Report dan Asosiasi Digitalisasi dan Keamanan Siber Indonesia (ADIKSI)” pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Dalam riset RiskRecon Mastercard, sektor finansial di Indonesia memperoleh skor 8,4 dengan rating B. Namun, rata-rata skor keamanan siber dari sektor ini di wilayah Asia Pasifik mencapai 8,8.
Sementara, di sektor kesehatan, Indonesia mendapat skor 7,8, lagi-lagi dengan rating B. Tetapi, nilai tersebut sedikit di atas rata-rata negara Asia Pasifik lain. Terakhir, sektor manufaktur mendapat skor 8,2, jauh melebihi skor rata-rata wilayah sebesar 7,2.
Untuk itu, ketiga sektor kritis ini perlu mendapat perhatian khusus. Sunu khawatir, jika terdapat serangan siber yang menimpa sektor-sektor tersebut, dampaknya berpotensi akan masif.
“Kalau kita lihat di sini impactnya adalah kalau seandainya terjadi cyber attack, potensinya bisa katastropik ya,” tutur Sunu.
Untuk itu, Kadin sendiri memiliki tiga langkah konkret demi mencegah dampak serangan siber kepada sektor-sektor kritis ini. Beberapa langkah tersebut yaitu pembentukan Pusat Operasi Keamanan (SOC) skala nasional, membentuk asosiasi keamanan siber untuk industri, dan melibatkan stakeholders yang berhadapan langsung dengan serangan-serangan siber.
Baca juga: Simak! Ini Tiga Solusi Tangkal Kejahatan Siber di Era Konvergensi Jaringan
Dengan saran-saran yang Kadin berikan, Sunu berharap agar keamanan digital bisa semakin terjaga, agar Indonesia bisa mencapai target pemerintah, sekaligus mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Ini merupakan suatu kesempatan untuk meraih Indonesia emas sedini mungkin dari sisi digital economy dengan memperkuat industri cyber kita. Sehingga, kita dapat menciptakan digital economy yang nyaman dan aman di tengah persaingan dengan negara-negara lain,” tegasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta - Perkembangan teknologi digital yang pesat telah mendorong industri keuangan memperluas jaringan melalui aplikasi… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 37 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)… Read More
Lombok— PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) memberikan penghargaan kepada puluhan anggotanya di ajang ATM Bersama… Read More
Jakarta - Sri Mulyani Indrawati dikabarkan akan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat konsistensinya dalam menghadirkan layanan yang inovatif kepada nasabah lewat… Read More
Jakarta – Platform dompet digital, PT Dompet Anak Bangsa (GoPay) merespons teguran keras yang dilayangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait… Read More