Jakarta – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai, penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah masih berisiko menjadi klaster penularan covid-19.
“Munculnya klaster sekolah cukup membuktikan penularan masih tinggi. Jangan mengaburkan kenyataan bahwa sekolah tatap muka itu berisiko,” kata Zubairi saat dikutip dari akun Twitternya @Profesorzubairi, di Jakarta Sabtu 3 April 2021.
Meski demikian, dirinya tidak melarang adanya proses PTM tersebut asalkan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat terlebih pada saat proses pembelajaran.
“Saya tak melarang dibuka. Tapi usahakan tegakkan prokes yang ketat, ketimbang baru dibuka dan harus tutup lagi karena ada klaster Covid-19,” tukas Zubairi.
Sebagai informasi saja, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah memberi izin bagi sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran 2020/2021. Izin tersebut dilakukan dengan beberapa aturan diantaranya bangku antarsiswa harus berjarak minimal 1,5 meter. Kemudian maksimal jumlah siswa 50% di setiap kelas. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Tim Walz mempertanyakan kapabilitas… Read More
Jakarta - Sebanyak 55 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dianugerahi penghargaan "The Best State Owned… Read More
Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun sistem Early Warning System (EWS) dan Disaster Prevention… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berencana akan mengkaji aturan terkait pengemudi ojek online (ojol).… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (3/10) indeks harga saham gabungan… Read More
Jakarta – Jakarta CREATORCON 2024 sukses menyedot animo 920 konten kreator di Indonesia. Dengan menghubungkan… Read More