Jakarta – Asia Tenggara sebagai wilayah dengan populasi generasi muda yang banyak dan ekonomi yang berkembang pesat menjadikannya sebagai salah satu area incaran investor global.
Melihat realita tersebut, tentunya dibutuhkan terobosan-terobosan teknologi yang ciamik untuk semakin menarik investor asing berinvestasi di Asia Tenggara atau ASEAN.
Salah satu racikan inovasi itu adalah melalui penerapan teknologi ramah lingkungan yang melibatkan artificial intelligence (AI).
Maya Hari selaku Chief Executive Officer (CEO) Terrascope, menegaskan penggunaan teknologi ramah lingkungan secara umum dapat mengurangi dekarbonisasi bila diterapkan secara benar pada segala sektor.
Baca juga: Peluang Bisnis Teknologi Ramah Lingkungan, Thailand Gelar Pameran Dagang Terbesar di Asia
“(sektor teknologi) Sama dengan sektor energi, dengan packaging, dengan transportasi. Jadi, sektor-sektor itu, bersama teknologi dan AI, adalah penggerak utama. Kalau saya adalah pemimpin di area ini (ASEAN) atau dunia, itu adalah bagaimana saya melihatnya,” ucap Maya pada acara Bloomberg Sustainable Business Summit 2024 di Singapura, Rabu, 31 Juli 2024.
Dirinya mengungkapkan, telah banyak pemerintahan di berbagai belahan dunia, termasuk ASEAN yang mulai fokus pada hal ini. Ia mencontohkan, bagaimana pemerintah di berbagai negara ASEAN mulai fokus pada kebijakan data center lokal, seperti bagaimana strategi mereka untuk membangun data center hijau atau data center yang ramah lingkungan.
“Data center yang didesain dari masa lalu sangat berpusat pada prinsip pasar barat yang lalu diterapkan di sini. Lalu, pertanyaannya adalah bagaimana kita menjaga temperaturnya tetap rendah, bagaimana kita mendinginkannya secara berbeda, bagaimana kita memiliki prinsip procurement yang lebih baik untuk perangkat dan SDM yang ada di data center,” tuturnya.
Baca juga: Dukung Net Zero Emission, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
Maya menambahkan, kabar baiknya adalah setiap negara di ASEAN sudah membuat kesepakatan target net zero. Dengan demikian, setiap negara di ASEAN tak akan bisa mencapai target net zero bila tidak memanfaatkan sektor-sektor penggerak di atas, serta memastikan gerakan hijau dilakukan di tiap sektor, termasuk penghijauan AI maupun data center.
“Setiap masalah yang ada di Asia tak akan diselesaikan di Brussel atau Washington, hanya bisa diselesaikan di sini. Kita butuh sesuatu seperti mekanisme transfer teknologi regional karena inovasi teknologi sangat masif terjadi di Asia. Perusahaan teknologi lainnya harus mendorong ekologi teknologi ramah lingkungan di Asia untuk membantu penanganan kasus perubahan iklim,” timpal Parag Khanna selaku Founder dan CEO AlphaGeo. (*) Steven Widjaja
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More
Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More