Moneter dan Fiskal

Sejumlah Risiko yang Menghantui Prospek Inflasi RI di Akhir 2023

Jakarta – Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo memprakirakan indeks harga konsumen (IHK) Desember 2023 berada di level 116,90, atau mengalami inflasi sebesar 2,92 persen secara tahunan (yoy) atau 0,71 persen secara bulanan (mtm).

Proyeksi tersebut sejalan dengan tren peningkatan inflasi di akhir tahun. Terutama didorong oleh naiknya permintaan akibat Hari Besar Keagamaan Nasional, libur akhir tahun, dan kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

“Beberapa risiko, terutama terkait harga komoditas holtikultura dan inflasi volatile food di domestik perlu terus dipantau,” ujar Banjaran dalam keterangan tertulis, Jumat 1 Desember 2023.

Baca juga: Inflasi November 2023 Capai 0,38 Persen, Ini Penyumbang Terbesarnya

Secara umum, tingkat inflasi domestik diprakirakan akan tetap di rentang target. Bank Indonesia (BI) diprakirakan akan tetap menahan tingkat suku bunga acuannya pada Desember 2023 yakni di level 6 persen, sejalan dengan tingkat inflasi inti yang terus menurun.

“Meski keputusan tersebut akan ditinjau kembali berdasarkan rilis data ke depan, terutama terkait stabilitas eksternal,” jelasnya.

Banjaran melanjutkan bahwa sejumlah potensi risiko masih perlu diperhatikan, antara lain terkait imported inflation sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah dan risiko kenaikan harga energi dan pangan global.

“Sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam pengendalian inflasi juga perlu terus diperkuat, terutama untuk memitigasi lonjakan inflasi akibat VF,” kata Banjaran.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2023 terjadi inflasi sebesar 0,38 persen dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,08.

Baca juga: BPS Beberkan Penyebab Tekanan Inflasi Beras Menurun di November 2023

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2023 terhadap November 2022) tercatat 2,86 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (November 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,19 persen.

Dengan komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar yaitu, cabai merah dengan andil inflasi 0,16 persen, cabai rawit 0,08 persen, bawang merah 0,03 persen, beras 0,02 persen dan gula pasir serta telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,01 persen. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

14 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

15 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

19 hours ago