Jakarta – Permasalahan yang terjadi di manajemen AJB Bumiputera 1912 turut menjadi perhatian Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi (SP NIBA) AJB Bumiputera 1912. Pasang surut perusahaan tentunya menjadi perhatian SP Bumiputera agar terus mampu eksis di industri keuangan yang semakin ketat persaingannya.
Ketua Umum Federasi SP NIBA Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Bibit Gunawan mengatakan, sebagai bagian terpenting dari perjalanan sejarah Bumiputera, SP Bumiputera perlu terus melakukan gerakan-gerakan positif bagi eksistensi perusahaan dan tentunya meningkatkan kemaslahatan bagi Pekerja anggotanya.
Menurutnya, AJB Bumiputera 1912 adalah aset bangsa Indonesia, perusahaan alat perjuangan yang bergerak di bidang asuransi jiwa mutual nasional, dimiliki para pemegang polis bangsa Indonesia yang mendedikasikan terwujudnya tujuan serta cita cita masyarakat Indonesia sejahtera.
AJB Bumiputera Didirikan oleh 3 orang guru yang juga tokoh pergerakan nasional yakni Mas Ngabehi Dwidjosewojo, Mas Karto Hadi Karto Soebroto, dan Mas Adimidjojo yang berdiri dalam suasana keprihatinan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang dengan nama Onderlinge Levensverzekring Maatschappij PGHB (OLMij. PGHB).
Perusahaan berdiri tanpa modal dan Pemerintah Belanda menaruh simpati menumbuhkan kepercayaan dengan persetujuan membantu subsidi f. 300 (300 gulden) setiap bulan terhitung mulai 1 Oktober 1913 selama 10 tahun (sampai dengan Oktober 1923).
Sekitar satu dasawarsa yang lalu, Presiden SBY menyematkan penganugerahan gelar kepada tujuh Pahlawan Nasional dan 11 Tanda Kehormatan RI di Istana Negara Jakarta, salah satunya adalah I Gusti Ketut Pudja yang merupakan Anggota Direksi Pembina dan Komisaris yang memulai karier di Bumiputera tahun 1959. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
I Gusti Ketut Pudja diangkat Soekarno menjadi Gubernur Sunda Kecil. Saat itu walau Jepang sudah menyerah, tetap saja mereka masih berkuasa di sejumlah daerah di Bali. Ia sempat ditangkap tentara Jepang saat para pemuda gagal melucuti senjata Jepang akhir tahun 1945. Dirinya juga ditugasi Soekarno menjadi pejabat di Departemen Dalam Negeri.
Jika dilihat secara kinerja, Bumiputera pada tahun 2018 telah membayarkan klaim kepada pemegang polis dengan total sekitar Rp3,9 triliun dan di tahun 2019 sampai dengan September 2019 total sekitar Rp2,1 triliun, dan selanjutnya tetap berkomitmen menyelesaikan klaim kepada pemegang polis. Dengan 4 Juta Orang Pemegang Polis yang tersebar di seluruh Indonesia, maka Bumiputera merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional yang terbesar dan terus hadir di tengah persaingan dengan perusahaan swasta, BUMN dan swasta asing lainnya selama 107 tahun.
Sepanjang 25 tahun atau seperempat abad ke belakang, Bumiputera telah membayarkan klaim sebesar Rp76, 5 triliun kepada pemegang polis dan menghimpun premi sebesar Rp89 triliun. Sepanjang beroperasi lebih dari 1 abad ini, Bumiputera juga telah mendapatkan puluhan penghargaan bergengs seperti Top Brand Award (Kategori Life Insurance) lebih dari 10 tahun, Top Agent Award (TAA) dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) setiap tahunnya, Superbrand (Kategori Insurance), Indonesia Insurance Consumer Choice Award, Indonesia Digital Popular Brand Award, Unit Link Award dan lain-lain.
Ketua Umum SP NIBA AJB Bumiputera 1912 Rizky Yudha P mengatakan, Serikat Pekerja NIBA AJB Bumiputera 1912 dengan 1.900 anggota dan bersama 10.000 agen yang tersebar di Kantor Pusat dan 308 Cabang, berkomitmen mengimplementasikan kebersamaan yang tulus melayani seluruh Pemegang Polis dengan sebaik-baiknya, dengan berkordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk penjadwalan klaim dan realisasinya.
“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan dalam pembayaran klaim serta terimakasih atas kesabaran ibu bapak Pemegang Polis, Insyaallah SP akan menjaga komitmen perusahaan,” ucap Rizky dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Menurutnya, perkembangan kondisi AJB Bumiputera 1912 saat ini tentunya menjadi keprihatinan para pekerja yang telah mengabdikan hidupnya, dan sebagai perusahaan perjuangan dan bagian dari sejarah panjang bangsa Indonesia di industri perasuransian. Seharusnya Bumiputera menjadi keprihatinan Pemerintah. Bukan tidak mungkin segala sesuatu jika dipelihara dengan baik akan menjadi sesuatu yang baik juga.
“AJB Bumiputera 1912 membutuhkan dukungan semua pihak, bersama-sama Pemerintah, DPR juga Regulator dan seluruh Pemangku Kepentingan di internal Perusahaan untuk bercermin menghayati sejarah panjang AJB Bumiputera 1912, sehingga bersama-sama memberikan konsentrasi lebih, guna mengatasi persoalan AJB Bumiputera 1912 agar tidak berlarut-larut,” ujar Rizky. (*)
Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi agar bisa menghindari middle income trap.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More