Ekonomi dan Bisnis

Sejarah Ant Group yang Depak Jack Ma dari Perusahaannya Sendiri

Jakarta – Jack Ma, miliader asal Tiongkok harus menelan pil pahit usai didepak dari perusahaannya sendiri, Ant Group pasca gagal melantai di bursa saham pada akhir 2020. 

Hal ini buntut kritikan Jack Ma terkait sistem keuangan China di bawah rezim pemerintahan Presiden Xi Jinping.

Terdepaknya Jack Ma dari perusahaannya merupakan bagian dari proses restrukturisasi Ant Group. Di mana, Bank Sentral Tiongkok telah menyetujui bahwa aplikasi pembayaran seluler Ant Group, Alipay, tidak lagi menjadi pengendali yang selama ini dilakukan oleh Jack Ma.

Akibat restrukturisasi tersebut menyebabkan hak suara pendiri Jack Ma menyusut menjadi hanya 6,21 persen dari 53,46 persen. Dikabarkan, rencana menyingkirkan Jack Ma dari Ant Group sudah dilakukan sejak Januari 2023 lalu.

“Ketika mengumumkan perubahan tersebut pada bulan Januari, Ant mengatakan struktur kepemilikan saham baru akan “lebih transparan dan terdiversifikasi memfasilitasi perkembangan perusahaan yang stabil,” tulis laporan South China Morning Post (SCMP), dikutip Rabu (3/1).

Sebagaimana diketahui, Ant Group merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Alibaba yang juga dirikan oleh Jack Ma. Ant Group sendiri berdiri pada akhir 2014 lalu.

Baca juga: Harta Kekayaan Jack Ma Menurun, Kini Disalip Miliarder Asal Indonesia

Sejarah Ant Group

Melansir laman antgroup.com, Ant Group bermula dari Alipay, yang didirikan pada tahun 2004 untuk menciptakan kepercayaan antara penjual dan pembeli online. 

Pada tahun 2011, Alibaba memisahkan Alipay agar dapat mengajukan izin usaha pembayaran di Tiongkok. Perusahaan tersebut, yang saat itu dikenal dengan nama Zhejiang Alibaba E-Commerce Company, berganti nama menjadi Ant Financial dan akhirnya berubah menjadi Ant Group.

Dalam perkembangannya, Ant melaporkan pendapatan sebesar 118,19 miliar yuan (USD17,7 miliar) dalam sembilan bulan yang berakhir pada bulan September, meningkat 43 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.

Jumlah ini jauh melampaui basis pengguna PayPal yang berbasis di Palo Alto, yang memiliki 346 juta akun aktif pada tanggal 30 Juni dan merupakan platform pembayaran digital terbesar di luar Tiongkok. 

Adapun, PayPal hanya menghasilkan pendapatan sebesar USD12,8 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2019 dan US$9,88 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Ant pun melihat ruang pertumbuhan lebih lanjut karena volume transaksi pembayaran digital Tiongkok diperkirakan meningkat menjadi 412 triliun yuan pada tahun 2025, dari 201 triliun yuan tahun lalu, menurut konsultan iResearch. 

Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan pengguna aktif tahunan Ant adalah 15 persen antara tahun 2017 dan 2019.

Bisnis Utama Ant Group

Melansir scmp.com, Ant melakukan cross-selling dan upselling produk keuangan bernilai lebih tinggi kepada pengguna jaringan pembayarannya dan melihat keterlibatan dengan pelanggannya tumbuh sepuluh kali lipat dalam lima tahun mendatang.

Ant bertindak sebagai platform produk pinjaman, investasi, dan asuransi untuk individu dan usaha kecil yang kurang terlayani. Pendapatan per penggunanya hanya 121 yuan, masih kecil dibandingkan lembaga keuangan tradisional.

Baca juga: Hadapi Ekonomi Digital, Jack Ma Siap Bantu RI Kembangkan SDM

Adapun, layanan keuangan digital menyumbang lebih dari setengah pendapatan Ant secara keseluruhan dalam enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni.

Saat ini, bisnis terbesarnya disebut CreditTech yang memberikan kredit kepada konsumen dan usaha kecil, melampaui pembayaran dan menghasilkan 39,4 persen pendapatannya dalam enam bulan yang berakhir pada 30 Juni.

Ant adalah penyedia layanan keuangan mikro online terbesar di Tiongkok dalam hal total saldo kredit yang berasal dari platformnya, menurut konsultan Oliver Wyman.

Manajemen menyamakan bank-bank Tiongkok dengan arteri perekonomian, yang membiayai pertumbuhan. Mereka melihat Ant sebagai kapiler yang menyalurkan dana ke sektor-sektor perekonomian, usaha kecil, dan individu. (*)

Editor: Galih

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

21 mins ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

31 mins ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

2 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

2 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

4 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

4 hours ago