Moneter dan Fiskal

Secercah Harapan Investasi Pasar Modal di Tengah Ancaman Resesi 2023

Jakarta – Perekonomian dunia pada 2023 mendatang diramal gelap gulita akibat resesi. Namun, PT Bahana TCW Investment menyebut, masih ada secercah harapan bagi iklim investasi pasar modal Tanah Air. Pasalnya terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyelamat ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan keuangan dan geopolitik global.

Kepala Ekonom PT Bahana TCW Investment Managemen Budi Hikmat mengatakan, beberapa program pemerintah seperti hilirisasi sektor tambang yang dilaksanakan secara masif dapat membawa keuntungan tersendiri. Hal itu selain dapat menjadi nilai tambah juga dapat memperkuat fundamental ekonomi RI.

“Bagaimana hilirisasi meningkatkan nilai tambah. Indonesia dari rank 27 ke rank 2. kenapa tambang karena nggak cuma dibutuhkan tapi geopolitik pasti butuh metal, energi hijau buat baterai,” ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 November 2022.

Bicara investasi, Budi Hikmat menyebut, pasar modal bergerak lebih dulu ketimbang sektor rill. Itulah yang menyebabkan pasar saham di sejumlah bursa dunia anjlok. Para investor pun menyorot Bank Sentral The Fed dalam kebijakan moneternya.

“Yang penting The Fed apakah terus akan naikkan suku bunga, sudah 4 kali ada tanda-tanda di AS melanbat. Sudah dibikin resesi itu wajib,” sebutnya.

Budi menyebut, investasi pada obligasi negara dalam jangka panjang dapat menjadi pilihan menarik.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Bahana TCW Investment Management Danica Adhitama mengatakan, setelah pandemi Covid-19, banyak sejumlah kebijakan baru yang dikeluarkan oleh regulator. Hal itu semakin memperketat pelaku pasar.

“Kondisi pasar global mempengaruhi sikap investor. Data tren reksadana 2022 mengalami penurunan tapi masa depannya ada potensi investasi cukup besar,” ungkapnya.

Meskipun demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada masa krisis, hal penting yang harus dilakukan adalah mengenal profil risiko diri sendiri dalam berinvestasi. Profil risiko investasi sendiri dibagi menjadi 3, yaitu, konservatif atau risiko rendah, moderat atau sedang, atau agresif atau yang mengambil keputusan dengan risiko tinggi.

Menurutnya, jika mampu mengenal profil risiko diri dalam berinvestasi dapat membantu untuk memutuskan dan memilih solusi investasi yang tepat.

“Yang tak kalah penting sebagai investor tak perlu mengenal investasi dan perekonomian tapi juga mengenal diri sendiri. Banyak investor yg tergiur dengan imbal hasil tinggi tapi nggak kuat dengan risiko. Kaget dengan fluktuasi pasar. sebagai investor kita harus kenal profil risiko,” pungkasnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

19 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

19 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

19 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

21 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

21 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

24 hours ago