Politic

Sebelum Debat, Cawapres Perlu Soroti 3 Hal Ini Terkait Sektor Keuangan

Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menyebutkan terdapat beberapa hal terkait sektor keuangan yang perlu disoroti oleh para calon wakil presiden (cawapres) 2024 dalam debat pada Jumat (21/12).

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengatakan salah satu hal yang perlu disoroti para cawapres saat debat adalah dengan daya beli masyarakat yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di mana, tabungan pada tier di bawah Rp100 juta mengalami penurunan rata-rata saldo per rekening menjadi hanya Rp1,9 juta di September 2023 dari Rp3 juta di 2018.

Baca juga: Laju Kredit Bank Belum Cukup Topang Target Pertumbuhan Ekonomi Para Capres

“Ini artinya masyarakat kelas bawah sudah mulai makan tabungan dan ini menggambarkan daya beli kita memang lemah sebetulnya, lalu gelontoran bantuan sosial cukup tinggi untuk men-top up masyarakat bawah ini supaya level konsumsinya tidak jatuh,” kata Eko dalam Diskusi Publik INDEF secara virtual di Jakarta, 21 Desember 2023.

Lebih jauh Eko menjelaskan, saat ini terdapat ketidakpastian dunia usaha di masyarakat yang ditunjukkan oleh tingkat undisbursed loan atau tingkat kredit yang telah disetujui, namun tidak diambil oleh para kreditur yang berada di level 15,61 persen per Juli 2023.

“Undisbursed loan itu menggambarkan tingkat confidence maupun sektor rill data terbaru naik tinggi, kredit disetujui tapi ngga diambil ini ada ketidakpastian dunia usaha meningkat. Artinya, bank bukan ngga mau nyalurin, bank acc kredit tapi ngga ditarik,” imbuhnya.

Baca juga: Jelang Debat Cawapres, INDEF Tekankan Hal Ini ke Cak Imin, Gibran, dan Mahfud MD

Hal lain yang perlu disoroti oleh para cawapres dalam debat berikutnya pada sektor keuangan adalah terkait dengan pelemahan rupiah yang saat ini terjadi terus menerus. Di mana sejak asumsi kurs sebesar Rp14.350 pada 2022, tetapi hingga saat ini kurs rupiah telah mencapai level Rp15.000.

“Meskipun ada upaya juga dari sisi kebijakan walaupun channeling ke inflasi suku bunga dinaikkan untuk mencegah capital outflow, capres-cawapres juga perlu meng-address bagaimana menguatkan nilai tukar kita ya jangan hanya Bank Indonesia (BI) tapi dari sisi fiskal juga,” tutup Eko. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

54 mins ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

1 hour ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

1 hour ago

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

9 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

9 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

9 hours ago