Keuangan

Sebanyak 78% Masyarakat Minim Literasi Investasi Keuangan

Jakarta – Survei dari Financial Fitness Index 2022 yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP bersama dengan NielsenIQ mencatatkan adanya pertumbuhan dari masyarakat yang telah memiliki investasi keuangan sebanyak 3 kali lipat menjadi 9%. Meskipun sudah mengalami pertumbuhan, angka tersebut masih terbilang kecil dan sebesar 78% masyarakat menyatakan tidak paham terkait produk investasi.

Nyala Financial Fitness Coach, Tjokro Wimantara mengatakan bahwa dengan 9% masyarakat yang telah berinvestasi tersebut sudah ada peningkatan, meskipun belum signifikan. Serta, didorong oleh 78% masyarakat yang belum paham terkait produk investasi, mengakibatkan masih banyaknya masyarakat yang hanya menaruh uangnya pada tabungan bank.

“Jadi banyak sekali yang masih memarkirkan uangnya di bank hanya menabung, sedangkan kalau hanya menabung akan tergerus dengan inflasi, terutama sekarang kita lihat kondisi ekonomi secara global lagi kurang baik di Indonesia, tren inflasinya juga naik terus mendekati 5% nah itu kalau memarkirkan uangnya saja otomatis pasti tergerus,” ucap  Tjokro Wimantara di Jakarta, 15 Agustus 2022.

Oleh karena itu, dirinya menyarankan bagi masyarakat Indonesia, terutama pada usia muda sudah harus mulai lebih peduli dalam menginvestasikan uangnya, sehingga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tidak hanya selama 5-10 tahun ke depan tetapi juga hingga masa pensiun.

“Jadi masyarakat di Indonesia terutama yang masih muda harus lebih peka dalam menginvestasi kan uangnya, supaya uangnya bisa bekerja, ngga tergerus inflasi dan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di perjalanan hidupnya dan satu hal yang saya tekankan disini mikirnya jangan 5-10 tahun ke depan tapi sampai diujung sampai masa pensiun ini berlaku untuk professional, pebisnis, ataupun pekerja lepas,” ujarnya.

Tidak hanya itu, untuk instrument investasi yang bisa dipilih sebagai dana darurat ia menyarankan menggunakan investasi dengan risiko yang lebih rendah dan aman, seperti reksa dana, pasar uang, ataupun deposito.

“Kalau di Nyala kalau ngga di reksadana, pasar uang, relatively nga sefluktuatif itu atau temen-temen bisa taro di deposito, sehingga ngga terlalu, apa ya, kalau kalau misalkan butuhpun masih bisa ditarik cukup mudah, mungkin opsinya itu tapi jangan sampe yang terlalu ekstrem yang fluktuatif gitu,” Imbuhnya (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

2 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

16 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

22 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

22 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

23 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

1 day ago