Jakarta – Setelah roadshow di Medan dan Jakarta, hari ini SEAM group melakukan investor gathering di Bandung yang dihadiri kalangan investor dan praktisi bisnis baik dari Bandung maupun luar bandung.
Antusiasme publik terlihat dengan tidak cukupnya kursi peserta yang disiapkan oleh pihak hotel di Magnolia Ballroom. Safari keliling kota yang dilaksanakan oleh SEAM Group ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan pertiga bulan sekali demi akuntabilitas publik dan laporan SBIJB 1 Trilyun yang diserap dari publik melalui Ascort Asia Capital.
Dalam laporannya, Asep Sulaeman Sabanda mengatakan bahwa alokasi dana SBIJB sudah tepat sasaran yakni 66.40 % dialokasikan untuk modal kerja yakni diperuntukkan untuk fee lahan, perijinan, pengelolahan lahan dan pembangunan jalan sedangkan 33,60 % sisanya didistribusikan untuk investasi di bisnis pendukung.
Selanjutnya dilaporkan pula saldo SBIJB yang telah diterima oleh PT SEAM tumbuh 9,3 % atau 71,7 Miliar di bulan Oktober 2019 dibandingkan bulan sebelumnya. Saat ini SEAM Group telah membayar kewajiban bunga hingga akhir Oktober 2019 sebesar 25,23 Miliar.
Pada kesempatan yang sama, CEO SEAM Group (Sumber Energi Alam Mineral), Asep Sulaeman Sabanda optimis, target IPO untuk sub-holding company dibawah bendera PT Berkah Saksama Adikarya (BISA) pada tahun 2020 akan sesuai target kapitalisasi sebesar Rp5 Triliun.
PT. Berkah Saksama Adikarya adalah sub-holding SEAM Group, bergerak di bidang infrastruktur membawahi beberapa anak perusahaan antara lain PT Subang Terus Membangun (STM) yang bergerak di bidang konstruksi, PT Berkah Beton Sadaya (BBS) dengan bisnis utama batching plant, PT Bumi Berkah Ciherang (BBC) yang bergerak di bidang Asphalt Mixing Plant dengan produk utama Asphalt Treated Base, Asphalt Concrete Binder Course, Asphalt Concrete Wearing Course, Hot Roller Sheet dan Shand Sheet serta PT. Bumi Ciherang Abadi (BCA) dengan bisnis utama quary dan stone crusher.
Optimisme Asep Sulaeman Sabanda dalam penjelasannya, didasari catatan pembukuan yang menunjukan grafik posistif yakni produksi batu split yang mencapai angka penjualan 170.000 ton dan Asphalt Mixing 37.000 ton pada kwartal ke 2 tahun 2019 ini ditambah lagi pengerjaan beberapa kontrak konstruksi dengan pemerintah di beberapa daerah seperti pengerjaan jalan tol dan gedung-gedung perkantoran.
Disamping sub-holding di bidang infrastruktur, SEAM Group mempersiapkan juga anak perusahaan lain yang khusus bergerak di bidang energi terpadu yakni PT SEMI (Sumber Energi Mahesa Intiutama) untuk kapitalisasi market senilai Rp50 Triliun di tahun 2021 atau paling lambat 2022.
PT SEMI adalah sub holding SEAM Group yang sedang melakukann proses right issue anak usahanya di bursa STI Singapura dan KLSE Malaysia. SEMI juga membawahi PT Sumber Energi Alam Lestari (SEAL), KALTENG, PT Infrastruktur Membangun Negeri, KALTENG, PT Muara Badak Perkasa KALTIM, PT Marwan Putra KALTIM, PT Semi Power Sistem (SPS) yang memiliki pabrik manufaktur power plant dan EPC Contractor Jakarta, PT. Segara Indo Prima dan IUP-IUP tambang batubara yang ada di Kalimantan Tengah, Jambi maupun Bengkulu.
Di Akhir acara, Asep Sulaeman Sabanda mengatakan bahwa usaha maksimum membesarkan perusahaan di banyak lini, sektor dan tempat sebagai perwujudan kongkrit mencintai negeri ini untuk menuju cita-cita Indonesia yang maju, berdaulat, adil-makmur sesuai cita-cita UUD 1945 dan pada saat yang sama mampu berdiri sejajar dengan negara-negara maju lain. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More