Keuangan

SBN Ritel Naik, Indonesia Menuju Investment Society

Jakarta — Kementerian Keuangan berharap masyarakat Indonesia sebagai investment society, yakni masyarakat yang berpola pikir sebagai investor.

Dengan begitu, masyarakat diharapkan menyadari bahwa dalam pengelolaan keuangan ada nilai uang (time value of money) seiring inflasi hingga potensi mendapatkan penghasilan tambahan secara pasif dalam jangka panjang.

“Meningkatnya jumlah investor surat utang negara ritel di Indonesia adalah bagian dari strategi mencapai harapan itu,” ujar Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan dalam Media Roundtable Discussion UOB Indonesia, Rabu (24/5).

Upaya pemerintah untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dari gemar menabung menjadi investasi, kata Deni, ditunjukkan dengan besarnya imbal hasil yang ditawarkan dalam sukuk tabungan 10 (ST010).

Dengan imbal hasil 6,25 persen sebagai dasar untuk tenor 2 tahun dan 6,4 persen untuk tenor 4 tahun, menjadikan instrumen ini paling menarik sejauh ini. “Pekan lalu lelang SBN incoming bids-nya Rp57 triliun, yang diambil hanya Rp5 triliun. Dan itu imbal hasilnya 5,9 persen,” kata Deni.

Menurutnya, dengan realitas ini, ST010 merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada investasi bagi masyarakat ritel dengan memberikan imbal hasil lebih tinggi. Dari Rp400 triliun pembayaran bunga yang dilakukan, diharapkan sebagian besar kembali kepada masyaralat secara langsung.

“Sehingga saat pemerintah bayar bunga maka menjadi distribusi kekayaan. Ini harapannya seperti Jepang, saat utang pemerintahnya besar maka yang menikmati adalah masyarakatnya sendiri,” katanya.

Menurut Deni, sukuk ritel juga berbasiskan proyek yang terukur. Dengan demikian, pembiayaan pembangunan juga menjadi peran langsung masyarakat melalui sukuk ritel.

Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia di kesempatan yang sama mengatakan, saat ini kolaborasi untuk mendorong investment society juga didukung kalangan perbankan.

Dia mengatakan, untuk produk SBN dan Sukuk yang ditawarkan pemerintah misalnya, UOB Indonesia membuka kesempatan pembelian kepada semua nasabahnya. Tidak terbatas kepada nasabah premium.

Divisi Wealth Management UOB Indonesia, kata dia, juga memfasilitasi untuk produk pengelolaan kekayaan lain seperti reksa dana hingga obligasi.

“Wealth management sekarang tidak saja menggarap segmen premium namun menuju ritel seperti melalui sukuk tabungan ini,” katanya. Darto W.

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Sinergi Bank Mandiri dan KAI bagi Pengguna Kereta

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Riduan memberikan sambutan disela acara penandatanganan MoU kerjasama layanan perbankan… Read More

13 mins ago

Marak Kudeta di Era Transisi, Setelah Kudeta Ketua KADIN, Kursi INA Digoyang?

TRANSISI kekuasaan sedang terjadi. Kendati baru akan dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024, Prabowo… Read More

2 hours ago

Kisi-kisi OJK akan Kondisi Perbankan Pasca Pemangkasan BI Rate

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa penurunan suku bunga acuan atau BI Rate akan memengaruhi… Read More

8 hours ago

Jokowi Terima 10 Nama Calon Pimpinan dan Dewas KPK, Pansel: Berasal dari Aspirasi Publik

Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menerima nama-nama calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan… Read More

9 hours ago

Soal Kasus Dugaan Gratifikasi IPO, OJK Tegaskan Pegawainya Tak Terlibat

Jakarta - Kasus dugaan gratifikasi lima karyawan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam melakukan penawaran umum… Read More

10 hours ago

Allianz Life Gandeng Bank HSBC Luncurkan Produk Asuransi Baru, Simak Manfaatnya

Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) dan PT Bank HSBC Indonesia (Bank… Read More

10 hours ago