Ekonomi dan Bisnis

Sandiaga Sebut Tren Serangan Siber Bisa Jadi Peluang Bisnis

Jakarta –  Digitalisasi bak pisau bermata dua. Selain bisa memberikan kemudahan dalam mengakses segala hal, tapi digitalisasi bisa juga merugikan. Salah satunya adalah soal serangan siber yang makin merajalela.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tak bisa memungkiri bahwa digitalisasi rawan akan serangan siber. Oleh karenanya, keamanan siber menjadi perhatiannya di tengah upaya mendorong akselerasi digitalisasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Karena kita bergerak ke ekonomi digital, ternyata security siber kita belum terlalu robust. Beberapa waktu lalu traffic aplikasi (pariwisata dan UKMM) kita yang meningkat, sangat berbahaya sekali dari serangan siber,” ungkap Sandiaga dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2023, Senin, 8 Mei 2023.

Dia melanjutkan, serangan siber tersebut justru bisa jadi ‘keuntungan’ atau peluang usaha bagi para pengembang dan entrepreneur muda Indonesia. Menurutnya, mereka bisa mengembangkan bisnis keamanan yang bisa dibilang cukup menjanjikan di tengah maraknya serangan siber saat ini.

“Ini justru jadi peluang usaha bagi pengembang, dan enterpreneuer muda. Ini kita harus keluarkan resiliensi atau ketangguhan kita terhadap serangan siber as we move ke digital ekonomi,”ungkap Sandiaga.

Menurutnya, cyber security memang sangat penting dalam era digialisasi, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mengingat, Indonesia memiliki potensi yang besar terhadap digital ekonomi ke depannya.

“Pak Presiden bilang pada 2030, total digital ekonomi kita mencapai USD351 miliar. Ini berarti harus diperkuat dengan cyber security yang tangguh dan kuat yang dikerjakan oleh anak-anak bangsa sendiri,” ujarnya.  

Sementara itu, Sandiaga juga terus mendorong para pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk melakukan peneterasi digital dalam memasarkan produk dan pembayaran atau payment.  

“Payment ini sangat dibutuhkan bagi UMKM di Indonesia. Ada 17 sub-sektor UMKM yang membutuhkannya, terutama di sektor kuliner, fashion, dan kriya,” ungkap Sandiaga.

Terlebih, kata Sandiaga, lebih dari 60% UMKM dikelola oleh kaum ibu-ibu. Mereka sangat membutuhkan sistem yang simpel atau lebih mudah.

“Mereka butuh payment yang mudah dan gak bikin mumet. Dengan adanya payment yang diluncurkan QRIS ini sangat membantu payment dan digital connectivity,” kata Sandiaga.(*)

Galih Pratama

Recent Posts

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

21 mins ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

26 mins ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

2 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More

2 hours ago

Transaksi QRIS Kena PPN 12 Persen, Begini Penjelasan DJP

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More

3 hours ago