Perbankan

Saham Masih Undervalue, BRI Buka Opsi Buyback Lagi Senilai Rp2,5 Triliun

Poin Penting

  • BRI siap lanjutkan buyback saham dengan sisa anggaran Rp2,5 triliun dari total Rp3 triliun yang telah disetujui dalam RUPST Maret 2025.
  • Saham BBRI dinilai masih undervalue, sehingga manajemen mempertimbangkan segera merealisasikan aksi korporasi tersebut.
  • Koordinasi dengan OJK akan dilakukan untuk memastikan keterbukaan informasi, sejalan dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan mendukung program kepemilikan saham karyawan.

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI menyatakan membuka opsi untuk melakukan aksi korporasi pembelian kembali atau buyback saham sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Maret 2025 lalu.

Direktur Finance & Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu mengatakan, BRI masih memiliki sisa anggaran sebesar Rp2,5 triliun dari total Rp3 triliun untuk melaksanakan buyback saham.

“Kami memperoleh budget kurang lebih sekitar Rp3 triliun, dan saat ini kami masih memiliki budget sekitar Rp2,5 triliun yang tentunya dapat kami pakai,” kata Vivi dalam konferensi pers kinerja keuangan BRI Triwulan III 2025, Kamis, 30 Oktober 2025.

Baca juga: BRI Cetak Laba Bersih Rp41,23 Triliun di Kuartal III 2025

Vivi menyebut, sisa anggaran Rp2,5 triliun tersebut akan segera digunakan, melihat kondisi harga saham BBRI masih berada di level undervalue.

“Kita melihat situasi pergerakan harga saham BRI saat ini, memang kami melihat saham BBRI undervalue, kami mempertimbangkan untuk melakukan hal tersebut,” ungkapnya.

Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Tentunya kami akan berkoordinasi dengan OJK terkait dengan keterbukaan informasi sebagaimana ketentuan yang berlaku,” imbuh Vivi.

Baca juga: Dana Asing Kembali Outflow Rp1,20 T, Saham BBRI dan BMRI Paling Banyak Dilego

Aksi buyback saham ini adalah bagian dari keputusan RUPST untuk melaksanakan pembelian kembali saham dalam periode 12 bulan sejak persetujuan dengan maksimal nilai Rp3 triliun.

Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan.

Selain itu, keputusan pembagian dividen telah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kekuatan struktur modal perusahaan. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

10 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

11 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

12 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

13 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

22 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

23 hours ago