Jakarta – Saham global berpotensi mengalami penurunan tajam yang dipicu oleh anjloknya harga minyak yang merusak sentimen global dan selera risiko investor. Minyak mentah WTI dikabarkan memasuki pasar bearish.
Harga minyak anjlok di atas 20% dari puncaknya di bulan Juni karena masalah oversuplai besar-besaran yang terus menghantui ketertarikan investor terhadap komoditas ini.
Lukman Otunuga, Reserach Analyst FXTM mengungkapkan, sentimen terhadap minyak tetap bearish disusul meningkatnya kegelisahan investor terhadap penurunan harga ini. “Hal ini dapat menjadi dasar tersendiri baru investor bearish untuk mengadakan aksi jual” ujar Lukman.
Lukman menambahkan, faktor-faktor yang mendukung investor bearish begitu besar dan pesimisme investor tentang prospek minyak membuat posisi jual short spekulatif semakin populer. Melemahnya dolar, ujar dia, tidak banyak berpengaruh untuk mengatasi situasi ini dan minyak dapat semakin melemah karena oversuplai yang begitu besar dan penurunan permintaan.” Dari sudut pandang teknikal, apabila harga WTI mengalami breakdown di bawah US$40, maka harga dapat mengarah ke US$37.50” ujarnya.
Sementara, pasar Asia memasuki wilayah merah terutama karena merosotnya saham Jepang pasca hasil rapat BoJ mengecewakan. Pasar saham Eropa juga lesu karena penurunan saham perbankan dan data manufaktur yang kurang menggembirakan yang memicu pelemahan saham.
Wall Street ikut tertekan oleh penurunan saham energi dan dapat semakin melemah pekan ini apabila sentimen bearish dari Asia dan Eropa merambat ke pasar saham Amerika. “Reli pasar saham ini dapat terhambat apabila bank-bank sentral tetap tidak mengambil tindakan dan ekonomi global terus lesu sehingga ketertarikan terhadap aset berisiko pun semakin rendah” ujar Lukman.
Sebaliknya, pasar modal Indonesia semakin berjaya. Indeks Harga Saham Gabungan menguat +0.22% karena sentimen yang semakin optimis tentang perekonomian Indonesia yang kemudian menarik investor untuk menanamkan modalnya. Prospek keseluruhan terhadap Indonesia semakin bergairah dengan implementasi undang-undang pengampunan pajak, pengangkatan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menkeu, dan stabilnya pertumbuhan ekonomi.
“IHK bulan Juli agak menurun pun dapat meningkatkan harapan pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kurs rupiah terhadap dolar cenderung mendatang pada perdagangan hari Selasa namun dapat menguat dengan semakin lemahnya ekspektasi peningkatan suku bunga AS” tandas Lukman.(*)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More