News Update

Saham BNI Layak Dikoleksi

Jakarta – Head of Investment PT Avrist Asset Management Tb. Farash Farich mengungkapkan, sebuah sinyal positif untuk bank bisa tumbuh di awal tahun ini, khususnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.

Ditengah ketidakpastian global dan dalam negeri, BNI malah berhasil meraih laba bersih Rp2,58 triliun pada periode Januari sampai Februari 2020. Jumlah tersebut tumbuh 22,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat Rp2,11 triliun.

Hal ini bertolak belakang dengan kinerja saham BNI, yang sudah terkoreksi cukup dalam sejak awal tahun. Berdasarkan data statistik pasar modal, saham BNI tercatat sebesar Rp7.775, di awal tahun. Sementara per hari ini, Selasa, 7 April 2020 saham BNI sudah berada di Rp4.310.

Artinya saham BNI sudah tergolong sangat murah jika dikoleksi untuk jangka panjang.

“Dari sisi valuasi BNI termasuk yg sudah sangat rendah, Price to book 0.65x, dibawah standar deviasi historisnya,” kata Farash.

Menurutnya ini juga bisa menjadi momen investor untuk mengoleksi saham BNI, apalagi dengan PBV saat ini yang menandakan saham bank pelat merah ini tengah undervalue.

PBV adalah penilaian harga saham dengan nilai buku perusahaan. Biasanya, saham yang memiliki rasio PBV besar, punya valuasi tinggi (overvalue) sedangkan saham dengan PBV di bawah 1 kali, punya valuasi murah.

“Kemungkinan untuk valuasi kembali lebih rendah tetap ada. Tapi paling tidak valuasi saat ini sudah cukup menarik. Namun untuk antisipasi kemungkinan harga bisa lebih turun bisa dilakukan pembelian bertahap,” ujarnya.

Dia menilai saham BNI menarik dikoleksi untuk investor jangka panjang. Pasalnya dengan kondisi saat ini, dan adanya pandemi COVID-19 industri perbankan pun tertekan. Saham BNI sendiri pernah mencapai PBV seperti ketika krisis 2008.

Saham bank dengan aset terbesar keempat ini tetap menarik perhatian investor, terutama investor domestik dengan nilai pembelian Rp224,7 miliar, dan pembelian investor asing Rp40,1 miliar.

Dengan catatan Loan to deposit ratio (LDR) yang bagus 2019, BNI memiliki ruang gerak yang cukup lebar untuk meningkatkan portofolio kreditnya. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit BNI melesat 11,8% menjadi R529,53 triliun, dibandingkan periode yang sama 2019 senilai Rp473,61 triliun. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Finalisasi KUB dengan Bank Jatim, Bank Banten Optimis Segera Teken Shareholder Agreement

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More

14 mins ago

MUFG Bank Cabang Jakarta Raih Laba Rp5,88 Triliun di September 2024, Tumbuh 22,74 Persen

Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More

26 mins ago

IHSG Sesi I Kembali Ditutup Anjlok 1 Persen Lebih ke Level 7.136

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I, hari ini, 15 November… Read More

51 mins ago

BPS Laporkan Impor Susu RI Naik 7,07 Persen per Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More

2 hours ago

Laba BCA Digital Terbang 532,7 Persen per September 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More

2 hours ago

Kinerja Positif, Seabank Salurkan Kredit Rp50 Triliun Lebih per Kuartal III 2024

Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More

2 hours ago